BPS Mulai Rekam Data Perdagangan Elektronik

BADAN Pusat Statistik (BPS) akan mere­kam data perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia pada awal Januari 2018. Data secara agregat akan diumumkan pada pertengahan Februari 2018.

“Kami berharap pengumpulan data bisa dilakukan minggu pertama dan minggu kedua Januari 2018. Harapan Pak Menko (Menko Perekonomian Darmin Nasution) pertengahan Februari kita sudah dapat figur yang pasti,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam acara Sosialisasi Data E-commerce di Jakarta, kemarin.

Upaya BPS ini dilakukan untuk mengakhiri­ perdebatan isu daya beli sepanjang tahun ini. Sebagian ekonom sependapat adanya pelemahan daya beli dan menilai konsumsi rumah tangga Indonesia melambat. Sebagian lagi yakin telah terjadi shifting (perpindahan) dari luring (offline) ke daring (online) yang besar, tetapi tidak terdata.

Suhariyanto menjelaskan perekaman data ini bekerja sama dengan Indonesia E-commerce Association (Idea). Nantinya data seluruh anggota dan nonanggota Idea akan direkam dengan memberikan kuesioner kepada setiap pelaku e-commerce untuk diisi. Kuesionernya sesuai dengan sembilan model bisnis, yakni marketplace dan e-retail, classified horizontal, classified vertical, travel, transportasi, speciality store, daily deals, logistik, dan payment.

Referensi waktu data yang akan dikumpulkan pelaku e-commerce pun sejak 2015-2016 secara triwulanan dan 2017 secara bulanan. Yang direkam mencakup transaksi nilai dan volume, merchant/seller, unique buyer, investment, metode pembayaran, teknologi, dan tenaga kerja.
Di tempat yang sama, Ketua Bidang Ekonomi dan Bisnis Idea Ignasius Untung menyambut baik rencana BPS merekam data e-commerce. Pasalnya saat ini Idea pun tidak memiliki data dan membutuhkan BPS sebagai pihak untuk mengolah.

Plt Sekretaris Kemenko Perekonomian Bambang Adi Winarso menjelaskan pemerintah memerlukan basis data akurat agar kebijakan yang diberikan tepat sasaran. (Nyu/X-5)