Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Kebutuhan Investasi 2018 Capai Rp5.041 Triliun

MI
14/6/2017 10:36
Kebutuhan Investasi 2018 Capai Rp5.041 Triliun
(ANTARA/Muhammad Adimaja)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani memaparkan kebutuhan pembiayaan investasi pada 2018 hingga Rp5.041 triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4% atau Rp5.171 triliun untuk target pertumbuhan ekonoml 6,1%.

"Sumber pembiayaan diperoleh dari belanja modal perusahaan atau retained earning, IPO (penawaran saham perdana), dan rights issue yang didasarkan optimisme terjadi supply dari demand yang makin besar," kata Sri dalam rapat kerja pemerintah dengan Komisi XI DPR membahas asumsi dasar tahun anggaran 2018 di Jakarta, kemarin (Selasa, 13/6).

Ia menjelaskan belanja modal dari korporasi sektor swasta ditargetkan Rp1.901 triliun dan pembiayaan investasi dari sisi pasar modal mencapai Rp882 triliun.

Sumber lainnya yaitu belanja modal BUMN beserta anak-anak perusahaannya pada 2018 ditargetkan sebesar Rp549 triliun. "Untuk BUMN, kami memantau dana penyertaan modal negara (PMN) yang telah dimasukkan BUMN dan kinerjanya. Kami akan melihat ekspansi belanja modal BUMN yang memperoleh PMN," kata Sri.

Investasi langsung dalam bentuk PMA ataupun PMDN serta investasi pemerintah melalui belanja infrastruktur dalam APBN juga jadi sumber pembiayaan. Pada 2018, sumber pembiayaan dari investasi langsung direncanakan mencapai Rp819 triliun atau meningkat 22% ketimbang 2017.

Pemerintah, kata Sri, optimistis target itu dapat tercapai dengan memperhatikan perkembangan historis realisasi PMA dan PMDN beberapa tahun terakhir serta membaiknya iklim investasi.

Kemudian, sumber pembiayaan investasi berikutnya berasal dari penyaluran kredit perbankan untuk investasi melalui kredit modal kerja dan kredit investasi diharapkan mencapai Rp555 triliun.

Terkait dengan perekonomian Tiongkok, Sri mengatakan pemerintah mewaspadai hard landing dan stabilitas perekonomian mereka dalam jangka menengah. Perekonomian Tiongkok saat ini bergantung pada stimulus pemerintah dan tingkat utang korporasi yang makin tinggi. "Studi tingkat internasional dalam jangka menengah-panjang pertumbuhan ekonomi Tiongkok sedikit mendingin (stagnan) di level 5%-6%," tukasnya.

Meski begitu, pungkas Sri, pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi RI mencapai 5,4%-6,1% pada 2018 dengan menjaga pertumbuhan konsumsi rumah tangga selain pula meningkatkan investasi.(Nyu/Ant/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya