Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Semen Indonesia Catat Kenaikan Penjualan 10%

Haryanto
12/6/2017 09:56
Semen Indonesia Catat Kenaikan Penjualan 10%
(ANTARA/Didik Suhartono)

PT Semen Indonesia masih mampu mencatat kenaikan penjualan hingga 10% di tengah persaingan yang sengit dan pertumbuhan proyek infrastruktur yang tidak seperti diharapkan.

"Penjualan pada periode Januari sampai Mei 2017 naik 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Kepala Biro Komunikasi PT Semen Indonesia Sigit Wahono, dalam acara buka puasa bersama dengan kalangan pers di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (10/6).

Ia menyebutkan volume penjualan periode Mei 2017 tercatat 2,9 juta ton sehingga total selama 5 bulan pertama pada 2017 mencapai 11,5 juta ton. "Padahal, pangsa semen saat ini dalam oversupply, dengan banyak pemain yang masuk, termasuk industri semen asing," ujarnya.

Menurut Sigit, dalam penguasaan pangsa pasar, Semen Indonesia mencapai 43%, persentase yang relatif sama dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Adapun untuk serapan pasar, secara umum masih sama seperti tahun lalu yang didominasi penjualan ritel atau hitungan sak untuk segmen rumah tangga dan pengembang perumahan yakni 75%, sedangkan sisanya curah yakni 25%.

"Pada semester pertama memang belum banyak proyek besar secara nasional termasuk dari pemerintah. Serapan masih didominasi penjualan ritel."

Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto menyatakan bukan masalah besar kalau harus bersaing dengan perusahaan semen dari asing yang memiliki pasar di Indonesia.

"Bukan hal besar dan kami akan buktikan bahwa Semen Indonesia siap kompetisi," tutur Agung di sela diskusi bertajuk Semen Rakyat Melawan Semen Asing di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/6).

Menurut dia, dengan modal sebagai perusahaan semen dalam negeri nomor satu di Indonesia, PT Semen Indonesia bertekad mempertahankannya. Salah satunya dengan tidak mengendurkan kapasitas dari yang sudah ada selama ini.

Berdasarkan catatannya, kapasitas semen milik BUMN di Indonesia dengan semen swasta dan asing, perbandingannya saat ini ialah 34% berbanding 66% atau dari 106 juta ton kapasitas per tahun, sekitar 35 juta tonnya berasal dari semen milik BUMN.

"Artinya, sisa sekitar 70 juta ton lainnya merupakan kapasitas yang dihasilkan dari semen milik asing dan swasta. Dari situ kami yakin dan optimistis ke depan kapasitas yang dihasilkan Semen Indonesia semakin bertambah."

Tunggu kajian
Sementara itu, berkaitan dengan Pabrik Semen Indonesia di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang masih terkendala, menurut Sigit, tak terlalu memengaruhi karena memang tidak dimasukkan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB).

Namun, lanjut Sigit, Semen Indonesia menargetkan Pabrik Rembang mampu menyumbangkan produksi 1,1 juta ton dari prediksi kapasitas yang bisa sampai menghasilkan 1,5 juta ton.

Sejauh ini, kata Sigit, Semen Indonesia tetap menaati keputusan untuk tidak melakukan penambangan dulu di area Pabrik Rembang sambil menunggu hasil kajian lingkungan hidup strategis tahap kedua dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Di sisi lain, Agung Wiharto berharap setelah semester I tahun ini atau pada periode Juli 2017, Pabrik Rembang sudah memasuki proses produksi komersial sehingga bisa menambah produksi 1 juta ton semen dari Pabrik Rembang pada 2017.

"Kami memiliki 14 juta ton di Tuban, diharapkan ada 3 juta ton atau kira-kira 1 juta ton dari Rembang untuk tahun ini, karena produksi yang di Rembang-kan mulai pertengahan 2017," pungkas Agung.(Ant/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya