Impor Bawang Dialihkan ke Priok

PELABUHAN Tanjung Priok, Jakarta, dalam waktu dekat secara resmi akan dibuka sebagai tempat pemasukan importasi bawang putih sebagai salah satu upaya mengatasi persoalan harga komoditas tersebut yang melonjak dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini mengatakan penunjukan pelabuhan yang terletak di utara Jakarta itu telah melalui beberapa kajian ilmiah.

"Kami telah melakukan analisis risiko dan menghadirkan bebe-rapa pakar. Kami melihat apa penyakit, hama, yang biasa terdapat di bawang putih serta bagaimana mengendalikannya," ujar Banun di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin.

Selama ini, menurut Banun, pemasukan bawang putih hanya melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, dan Belawan Medan, Sumatra Utara.

Pada 2016, berdasarkan data Badan Karantina Kementerian Pertanian, total impor bawang putih mencapai 321 ribu ton. Adapun selama periode Januari hingga Juni 2017, pemasukan bawang putih sebesar 171 ribu ton. "Sebagian besar importasi itu masuk ke Tanjung Perak," lanjutnya.

Upaya pembukaan Tanjung Priok sebagai pintu masuk bawang putih juga sebagai pemecah risiko penyakit dan hama di Pelabuhan Tanjung Perak.

"Karena aktivitas di Tanjung Perak luar biasa, sementara kapasitasnya terbatas. Di Tanjung Priok sekarang sarananya sudah memadai. Dengan dasar itu kita bisa segera buka. Sekarang sedang diundangkan di Kementerian Hukum dan HAM," tuturnya.

Pada 2015, dengan luas tanam 2.500 hektare, produksi bawang putih dalam negeri sebesar 20.295 ton, meningkat dari tahun sebelumnya 16.893 ton.

Kendati ada kenaikan, jumlah tersebut masih sangat jauh dari kebutuhan yang mencapai 500 ribu ton per tahun sehingga sebanyak 90% harus dipenuhi melalui importasi.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah optimistis dapat mencapai swasembada bawang putih dalam kurun 5-10 tahun ke depan. (Pra/E-2)