Kamis 05 Maret 2020, 08:05 WIB

Gerak Kolektif Tangkis Korona

MI | Editorial
Gerak Kolektif  Tangkis Korona

MI/Duta

 

WABAH virus korona baru (covid-19) masuk Indonesia, itu sudah menjadi fakta. Menerima fakta itu dengan kekhawatiran atau bahkan ketakutan yang berlebihan jelas tidak membantu. Bersikap tenang, tidak panik, tapi tetap menjaga kewaspadaan, jauh akan lebih positif.

Bagaimanapun, korona bukanlah teror. Pun korona semestinya tak boleh dijadikan alasan untuk menebar teror baru. Perundungan terhadap pasien yang terkonfirmasi positif covid-19 dan penyebaran berita-berita bohong (hoaks) yang merajalela terkait dengan korona sejatinya ialah teror yang dampaknya justru bisa lebih mengerikan daripada wabah korona itu sendiri.

Siapa pun kita mestinya menghindari itu semua. Yang dibutuhkan negeri ini ialah ketenangan. Dengan modal itu, anak bangsa akan lebih enteng bergerak bareng untuk mencegah wabah korona kian meluas. Tak cukup hanya menuntut pemerintah bertindak lebih sigap, gerakan pencegahan itu akan jauh lebih punya magnitude luas ketika muncul dari basis partisipasi publik.

Kita patut bersyukur partisipasi itu sudah tampak. Gerakan menangkis korona dari masyarakat kian terlihat masif, baik melalui komunitas masyarakat, organisasi keagamaan, maupun sekolah-sekolah. Bahkan gerakan itu sudah masuk ke wilayah teknis, bukan lagi sekadar gerakan mengawang-awang tanpa aksi.

Imbauan yang dikeluarkan Dewan Masjid Indonesia kepada masjid dan musala untuk melakukan langkah 'Sanitasi Siaga', misalnya. Beberapa imbauannya sangat straigt the point, tanpa basa-basi; jemaah salat diminta membawa sajadah atau sapu tangan/kain bersih sendiri sebagai alas sujud masing-masing. Bahkan, DMI tak ragu mengimbau jemaah yang sedang batuk, demam, dan flu untuk melaksanakan salat di rumah hingga sembuh.

Keuskupan Jakarta juga melakukan hal sama. Meski tak melarang umatnya beribadah ke gereja, keuskupan menyarankan agar mereka yang sedang menderita sakit pernapasan lebih baik tinggal di rumah dan berobat ke dokter. Salam damai juga tak harus dengan cara bersalaman, dapat diganti dengan cara lain, misalnya menganggukkan kepala sambil mengatupkan kedua tangan di dada.

Di sekolah-sekolah, juga di lingkungan kerja, muncul gerakan mengubah cara salaman untuk meminimalkan kontak demi mencegah penularan virus melalui tangan. Adapun di tempat-tempat berkumpulnya orang ataupun area pelayanan publik, keberadaan hand sanitizer dan alat pengecek suhu badan sudah menjadi pemandangan yang tak terlalu mengagetkan.

Di tengah gempuran berita tentang sebaran covid-19 yang kian masif dan mengglobal, semua inisiatif pencegahan seperti itu akan menjadi pengimbang yang positif. Ketika 'kecemasan' korona membuat sebagian orang terjebak dalam panic buying, yang dimanfaatkan pula oleh segelintir orang untuk meraup untung dengan cara menimbun bahan pokok dan masker, gerakan pencegahan yang muncul dari bawah diharapkan mampu meredam itu semua.

Ikhtiar pencegahan bukanlah bentuk kepanikan, malah sebuah langkah yang mestinya dapat menyejukkan. Upaya kolektif itu secara tidak langsung kian menguatkan argumen bahwa sesungguhnya korona bukanlah teror yang menakutkan. Korona bahkan dapat ditangkis sejak awal dengan cara-cara yang sederhana.

Akan tetapi, harus diingat, partisipasi publik hanya akan efektif pada pencegahan. Pada level selanjutnya, tugas pemerintahlah untuk memastikan bahwa negara sudah siap dengan mitigasinya menghadapi segala kemungkinan dari outbreak covid-19 ini.

Baca Juga

Dok.MI/Duta

Perlu Regulasi Larang Mudik

👤MI 🕔Sabtu 28 Maret 2020, 08:05 WIB
PEMERINTAH baru berencana melarang mudik Lebaran 2020. Regulasi yang dibahas pekan depan itu hendaknya disertai sanksi yang tegas agar...
MI/Duta

Mencegah LP dari Covid-19

👤MI 🕔Jumat 27 Maret 2020, 08:05 WIB
LEMBAGA pemasyarakatan (LP) berpotensi menjadi salah satu zona merah penyebaran virus korona baru (covid-19) karena tingginya risiko...
MI/Seno

Paket Insentif Pengganti Mudik

👤MI 🕔Kamis 26 Maret 2020, 08:05 WIB
ESKALASI penularan covid-19, penyakit yang disebabkan virus korona baru, masih belum ada tanda-tanda...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya