SEBANYAK 238 warga Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok, dan selama 14 hari dikarantina di Natuna, Kepulauan Riau, hari ini dipulangkan ke daerah asal mereka.
Selama masa karantina, mereka diobservasi dan dinyatakan dalam kondisi sehat. Mereka diobservasi di RS TNI Terintegrasi Tingkat III Pangkalan TNI-AU Raden Sadjad. Selain WNI itu, ada juga 5 anggota tim aju dan 42 anggota tim penjemput.
Pemerintah patut diapresiasi. Akan tetapi, masih ada tugas pemerintah selanjutnya, yaitu memastikan mereka dikembalikan kepada keluarga dengan rasa aman dan nyaman. Pemulangan mereka dikoordinasikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Semua warga diharapkan mendukung upaya pemulangan tersebut. Jangan sampai masyarakat panik dan salah paham sehingga tidak mendukung upaya pengembalian mereka kepada keluarga.
Proses pemulangan warga Indonesia dari Natuna kepada keluarga mereka menjadi ujian bagi pemerintah daerah. Elok nian bila pemerintah daerah melakukan sosialisasi kepada keluarga dan tetangga bahwa mereka yang dipulangkan itu dalam kondisi sehat walafiat. Karena itu, warga tidak perlu panik, apalagi menjauhi mereka yang baru datang dari Natuna.
Benar bahwa perkembangan covid-19, nama resmi penyakit yang dipicu virus korona baru sebagaimana diumumkan Organisasi Kesehatan Dunia/WHO itu terus bergerak mengikuti deret ukur dari detik ke detik, dari waktu ke waktu. Mulai mewabah Desember lalu sebagai outbreak di Pasar Wuhan, Hubei, Tiongkok, benih penyakit itu menular dan menjalar secara masif menjadi epidemi.
Dalam perkembangan terkini, penyakit itu pun tersebar ke seluruh kawasan global mengarah pada kondisi pandemi. Hampir seluruh kawasan Asia Tenggara tidak terhindar dari serangan penyakit tersebut. Negara-negara tetangga, seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Kamboja, sejak jauh hari telah mengonfirmasi adanya temuan kasus penyakit covid-19 tersebut.
Beruntung, meskipun sudah puluhan kasus suspect korona dilaporkan di berbagai wilayah Tanah Air, hingga kemarin belum satu pun yang terkonfirmasi sebagai positif covid-19. Kita bersyukur, di tengah pandemi yang telah menerpa dan mengurung hampir seluruh wilayah ASEAN, negeri ini masih terbebas dari pandemi covid-19.
Untuk itu, terlepas dari keraguan dan skeptisisme dari sementara kalangan di luar negeri yang sempat meragukan kompetensi Indonesia dalam mencegah dan menangkal penyebaran covid-19, apresiasi sepatutnya kita sampaikan kepada pemerintah.
Dengan kebijakan cepat dan terkoordinasi tanpa kenal lelah, upaya pemerintah terbukti berhasil membuat Indonesia terbebas dari pandemi korona. Setidaknya hingga kemarin. Namun, kita berharap dan berdoa agar status yang melegakan ini terus bertahan hingga pandemi covid-19 tuntas dan berhasil diatasi para ahli kesehatan dan pengambil kebijakan baik di level regional, nasional, maupun global.
Harapan ini tentu bukan ekspektasi tanpa dasar dan tanpa alasan. Masih segar dalam ingatan tatkala pandemi severe acute respiratory syndrome (SARS) melanda dunia pada awal 2000-an, Indonesia terbukti mampu menjadi negeri yang bebas SARS.
Bukan hanya SARS, para ahli dan pengambil kebijakan kita juga telah terbukti menangkal dan mencegah wabah middle east respiratory syndrome coronavirus (MERS CoV) yang mengancam lebih dari 1,5 juta jemaah haji dan umrah kita setiap tahunnya.
Saatnya masyarakat diajak bersama-sama meningkatkan kesadaran dan kesiapan untuk mencegah dan menangkal covid-19 dengan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang cepat, tepat, dan proporsional. Dengan upaya bersama itu, kita percaya Indonesia akan selamat dan terhindar dari bahaya covid-19.