Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Yunus Ayat 78

78
قَالُوْٓا اَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ اٰبَاۤءَنَا وَتَكُوْنَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاۤءُ فِى الْاَرْضِۗ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِيْنَ

qālū aji'tanā litalfitanā ‘ammā wajadnā ‘alaihi ābā'anā wa takūna lakumal-kibriyā'u fil-arḍ(i), wa mā naḥnu lakumā bimu'minīn(a).

Mereka berkata, “Apakah engkau datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa (kepercayaan) yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya (menyembah berhala), dan agar kamu berdua mempunyai kekuasaan di bumi (negeri Mesir)? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua.”

Tafsir

Dalam ayat ini Allah menjelaskan sikap para pemuka bangsa Qibty, setelah mereka gagal mengemukakan bantahan yang kuat untuk mematahkan kebenaran Nabi Musa a.s., maka mereka mencari-cari alasan untuk membela dan mempertahankan tradisi atau adat istiadat mereka. Mereka menuduh bahwa kedatangan Musa kepada mereka ialah untuk memaksa mereka meninggalkan kebiasaan dan adat istiadat yang mereka warisi dari nenek moyang mereka, kemudian sesudah itu memaksa mereka mengikuti agama Nabi Musa. Menurut mereka, usaha Nabi Musa demikian itu bertujuan untuk menjadi pemimpin agama dan negara di Mesir bersama saudaranya Harun. Anggapan buruk mereka terhadap kedatangan Musa dan tujuannya membuat mereka bertekad untuk tidak beriman kepada ajaran yang dibawanya serta tidak menjadi pengikutnya.