Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hud Ayat 58

58
وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُوْدًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَنَجَّيْنٰهُمْ مِّنْ عَذَابٍ غَلِيْظٍ

wa lammā jā'a amrunā najjainā hūdaw wal-lażīna āmanū ma‘ahū biraḥmatim minnā, wa najjaināhum min ‘ażābin galīẓ(in).

Dan ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami. Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.

Tafsir

Pada ayat ini Allah swt menerangkan bahwa sewaktu datang azab Allah kepada kaum Hud a.s. sebagai akibat dari pembangkangan mereka, Nabi Hud a.s. beserta pengikut-pengikutnya yang beriman telah diselamat-kan Allah dari azab dunia yang sangat dahsyat itu sebagai rahmat dan karunia Allah kepada mereka dan akan menyelamatkan mereka dari azab Allah yang lebih berat di akhirat nanti. Sedang kaum Hud a.s. yang tetap menentang dan membangkang itu, musnah semuanya dan akan mendapat azab yang lebih berat di akhirat nanti.

Adapun azab Allah yang ditimpakan kepada kaum Hud a.s. yaitu berupa angin yang sangat dingin lagi kencang, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

Sedangkan kaum ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? (al-Haqqah/69: 6-8)