PROGRAM digitalisasi sekolah yang digadang-gadang sebagai lompatan menuju pendidikan abad ke-21 justru menyisakan banyak pertanyaan. Lewat skema Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah menyalurkan 240 ribu unit Chromebook ke ribuan sekolah di berbagai daerah. Namun, semangat modernisasi itu ternoda oleh persoalan klasik: harga tinggi, mutu rendah.
Investigasi harga dan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkap sejumlah kejanggalan. Harga per unit mencapai Rp10 juta, jauh di atas pasaran, sementara spesifikasi laptop tergolong rendah dan tidak sesuai kebutuhan banyak sekolah. Bahkan, sebagian perangkat tak dapat digunakan optimal karena keterbatasan infrastruktur seperti jaringan internet dan SDM pendukung.