Pemerintah mengumumkan capaian rekor cadangan beras nasional dengan jumlah 3,7 juta ton per Mei 2025, sebagai langkah menuju swasembada pangan ala Presiden Prabowo Subianto. Seluruh gabah petani dibeli tanpa seleksi mutu dengan harga Rp6.500/kg sesuai aturan resmi, dan hal ini diklaim sebagai bentuk dukungan langsung kepada petani serta upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

Namun di balik angka besar tersebut, muncul indikasi akal-akalan stok. Beras yang dibeli banyak yang berkualitas buruk, bahkan sebagian dimanipulasi beratnya dengan air. Sementara itu, stok ideal seharusnya mencapai 7,5 juta ton atau 25% dari konsumsi tahunan nasional sebesar 30 juta ton. Artinya, cadangan saat ini masih jauh dari aman. Ironisnya, harga beras di pasar tetap tinggi, menunjukkan bahwa rekor ini belum berdampak nyata bagi masyarakat.