Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
GURU Besar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Hamdi Muluk, optimistis generasi milenial kelak bisa memperbaiki politik di Tanah Air. Hal itu menurutnya bisa terwujud apabila kultur politik di Indonesia tidak lagi mengandalkan pada kekuasaan dan uang.
"Harus diubah menjadi kultur yang mendasarkan diri pada kultur berbasis meritokrasi. Artinya, partai politik harus mendemokratisasi dirinya dan berbasis meritokrasi, dimana prestasi dan kerja keras yang menelurkan seseorang sukses dalam karir politik bukan karena faktor punya uang dan mau kasak-kusuk supaya bisa naik," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (22/4).
Lebih lanjut, kata Hamdi, dengan kultur politik yang seperti itu akan menarik anak-anak muda yang kompeten, berintegritas, profesional untuk masuk ke politik. Kalau tidak, sambung dia, dikhawatirkan akan menjadi politisi yang haus kekuasaan semata.
"Sekarang saya melihat banyak anak muda yang profesional, kreatif dan punya potensial serta memiliki ide-ide yang kreatif melamar jadi masuk salah satu partai baru. Saya menjadi panel independent untuk menguji kompetensi mereka. Alasan mereka masuk politik, karena partai tersebut tidak menarik mahar, platform partainya antikorupsi, anti intoleransi, berwawasan kreativitas dan milenial dan dikelola anak-anak muda. Ternyata ini menarik anak-anak muda milenial yang bagus-bagus untuk masuk ke politik," tandasnya.
Oleh karena itu, pihaknya juga menilai kultur politk yang sehat perlu dibentuk dengan dilakukannya pembenahan infrastruktur dan kultur partai. Menurutnya, partai harus dipaksa berintegritas. Sebagai indikatornya, partai harus punya sistem rekrutmen yang transparan, bersih, sistem kaderisasi yang jelas, sistem keuangan dan pendanaan politik uang yang jelas, transparan serta akuntabel.
"Dan jumlah partai juga harus diperkecil pelan-pelan. Parliamentary Threshold dinaikan. Supaya hanya ada 3-5 partai modern yang kuat di masa depan," pungkasnya. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved