Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
DIREKTUR Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menilai Presiden Joko Widodo belum aman secara elektoral dalam Pemilihan Presiden 2019. Jokowi perlu meningkatkan suara dari pemilih muslim. Burhan mengatakan pemilih muslim di Indonesia menyentuh angka 87% dari total penduduk. Namun, perolehan suara pemilih muslim Jokowi dalam survei terakhir masih di bawah 50%. Hal ini membuat calon wakil presiden memiliki peran besar.
Untuk mengukur sosok wakil presiden, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yakni winning the election, governing, dan konsolidasi politik. Dari sisi winning the election atau elektoral, nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sangat kuat. “Manuver politiknya itu menarik segmen pemilih baru yang belum berhasil ditundukkan Pak Jokowi,” kata Burhanudin di Warung Solo, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (20/10).
Menurut Burhan, ada segmen masyarakat yang mengaku puas dengan kinerja Jokowi, tetapi tak memilih. Mereka tak mau memilih karena Jokowi dinilai belum menjadi bagian dari mereka. Jokowi dianggap mewakili identitas lain. Oleh karena itu, sosok wapres diperlukan untuk mendekati segmen yang tak memilih ini. Secara demografis, kalangan yang puas, tetapi tak memilih ini berada di kota berukuran menengah. “Seperti Jawa Barat dan Sumatra,” tambah Burhan.
Selain itu, mereka yang tak memilih ini merupakan masyarakat yang tinggal di basis Partai Masyumi pada 1955. “Kalau NU itu aman, Masyumi masih berat. Itu karakteristik yang 2014 tidak memilih Pak Jokowi.’’ Selain itu, Burhan menambahkan Jokowi dan Gatot berasal dari kalangan berbeda. Jokowi yang mewakili sipil bisa dilengkapi Gatot yang memiliki latar belakang militer.
Projo dukung
Soal calon wapres yang akan dipilih Jokowi, Ketua Projo, Budi Arie Setiadi, mengatakan beberapa nama yang disebut cukup familier buat publik. Nama-nama itu sudah beredar di beberapa lembaga survei, seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmanyo, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Puan Maharani.
Namun, Budi menyerahkan keputusan pemilihan pasangan kepada Presiden Jokowi. Projo hanya menyaring aspirasi yang berkembang di masyarakat. Budi menjamin Projo akan mendukung secara penuh siapa pun sosok yang dipilih mantan Gubernur DKI Jakarta itu. “Apa pun pilihan Jokowi, akan kita dukung,” kata dia. Wartawan senior Budiarto Shambazy menilai pilihan Jokowi bukan sosok yang memiliki kekuatan senjata atau dari agamais. Ia menganggap Jokowi lebih suka memilih sosok yang sesuai dengan kepemimpinan yang dikeinginkan oleh Jokowi.
“Jokowi sepertinya lebih suka pendampingnya di tahun 2019 bukan sosok yang punya kekuatan senjata atau dari agamais, tetapi kayaknya dia lebih memillih seseorang yang sesuai dengan keinginan dia, yaitu kerja, kerja, dan kerja.’’ Budi Arie pun optimistis Jokowi bisa kembali terpilih pada Pemilihan Presiden 2019. Budi melihat kandidat penantang Jokowi hanya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Budi punya alasan kuat. Prabowo memiliki kendaraan untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. Apalagi, dari beberapa hasil survei, elektabilitas Prabowo patut diperhitungkan. Prabowo pun kerap disandingkan menjadi lawan berat Jokowi. (*/Ant/Mtvn/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved