Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
MANUVER Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi perhatian publik. Setelah hadir dalam pelantikan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI, AHY menyempatkan diri menengok Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang sedang menjalani masa tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Berikut penuturan putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu kepada Metro TV pada program Prime Talk, Kamis (19/10).
Sekarang sedang sibuk apa akhir-akhir ini?
Sejak kekalahan pilkada Jakarta, saya sudah berjanji untuk komitmen kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menyumbang pemikiran-pemikiran dan berkontribusi kepada masyarakat dan negara. Itulah yang membuat saya lebih sering berkeliling Tanah Air juga ke universitas-universitas menghadiri undangan dari organisasi kepemudaan. Intinya saya ingin mengajak masyarakat secara bersama-sama generasi muda Indonesia untuk melihat apa yang menjadi kekuatan bangsa ini dan menghadapi tantangan ke depan. Kita ingin Indonesia maju dan rakyatnya sejahtera.
Apa memang Anda masih kangen kampanye? Karena setiap kunjungan, masih banyak pengikut?
Mungkin adik-adik terutama generasi muda di daerah ingin tahu apa yang sedang saya pikirkan, visi, dan semangat ingin saya tebar. Mudah-mudahan bisa menjadi sebuah kekuatan untuk memajukan negeri ke depan. Namun, kalau disamakan dengan kampanye tentu sangat berbeda sekali. Karena kalau kampanye itu kan mengutarakan hal-hal yang pragmatis, seperti dalam hal politik.
Kunjungan ke Pak Ahok? Kenapa baru-baru ini?
Sebetulnya saya sudah cukup lama untuk mengunjungi Pak Ahok. Namun, belum mendapatkan waktu yang pas. Memang waktu ketika saya mengunjungi istana dalam inaugurasi Pak Anies dan Mas Sandi, saya datang untuk memberikan selamat semoga menjadi amanah dalam memimpin Jakarta. Dari situ saya juga sadar ingin sekali bertemu Pak Ahok setelah dapat izin untuk mengunjungi Pak Ahok. Itu dapatnya sehari setelah inaugurasi. Pertama, silaturahim yang tidak boleh putus meski kita menjadi kompetitor dalam pilkada. Kedua saya sampaikan teriĀma kasih dan apresiasi karena harus menghargai kinerja beliau dengan Pak Djarot ketika mereka memimpin Jakarta.
Terkait pidato pertama Gubernur DKI?
Tentunya kita harus punya kebesaran jiwa. Artinya, jika kita ingin move on dari situasi yang sudah dilalui bersama meski tidak mudah, tentu memerlukan waktu untuk bisa melupakan. Jangan terlalu terbawa gesekan dan polemik.
Apa memang masih belum bisa move on?
Wajar kita manusia punya perasaan sensitivitas. Memang dalam ruang publik segala sesuatu berarti sehingga dengan semangat kita ingin meninggalkan segala polemik yang tidak produktif.
Apakah Anda akan berhenti hanya di Pilgub Jakarta?
Tergantung apakah masyarakat ingin melihat saya atau tidak untuk kembali berkompetisi di panggung politik. Karena saya tidak melihat bahwa pilgub, pilpres, ialah sebagai tujuan akhir.
Masuk survei pilgub Jatim?
Tentu ingin berbakti untuk masyarakat kita, juga tanah leluhur, tetapi mengabdi tidak perlu pada posisi tentu. Per hari ini saya tidak ada niat ke arah sana. Namun, memang ada harapan dan doa dari masyarakat, doa yang baik tentu saya amini. (Rio/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved