Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
TIADA ada yang abadi di dunia ini. Begitu pun karier seseorang. Apalagi karier seorang atlet. Kemampuan stamina memang kerap menjadi penunjang utama karier seorang atlet. Dan persoalannya adalah faktor stamina itu selalu berbanding lurus dengan usia seseorang, selain faktor-faktor lain, seperti cedera. Itu sebabnya salah satu karier yang paling singkat yakni karier seorang olahragawan. Hal tersebut disadari betul oleh pelari putri jarak jauh Indonesia, Triyaningsih.
Apalagi saat ini usianya sudah terbilang cukup senior, yakni 29 tahun. Atlet kelahiran Semarang, Jawa Tengah tersebut telah memantapkan pilihannya untuk menjadi pelatih spesialis lari jarak jauh jika kelak gantung sepatu. Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, Triyaningsih kini bekerja di bidang kepelatihan fungsional di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Atlet spesialis 5000 meter, 10000 meter, dan maraton tersebut bahkan begitu berhasrat untuk menjadi pelatih jarak jauh.
Tujuannya jelas, ia ingin membagi pengetahuannya dan sekaligus melahirkan atlet-atlet nasional. "Saat ini saya telah memiliki sertifikat kepelatihan nasional dan internasional yang saya dapatkan dari PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) dan IAAF (Federasi Atletik Internasional) meskipun baru level 1. Saya berniat untuk terus berusaha mendapat sertifikat kepelatihan hingga level teratas yaitu level lima agar ambisi saya untuk menjadi pelatih nasional bisa terlaksana," tuturnya.
Sejak menjadi atlet pada 2002 silam, prestasi Triyaningsih di tingkat nasional dan internasional cukup membanggakan. Tercatat sudah 10 medali emas yang ia kumpulkan sejak berpartisipasi di multiajang SEA Games 2007 silam. Triyaningsih yang sempat dibekap cedera dan absen di Asian Games Incheon 2014 masih berambisi untuk meraih emas pertamanya di Asian Games Indonesia 2018.
Prestasi yang diraihnya selama 14 tahun berkiprah di bidang olahraga pun menjadi alasan mengapa ingin melanjutkan kariernya sebagai pelatih. "Di Indonesia pelatih nasional khusus lari jarak jauh itu jarang sehingga saya bertekad untuk menjadi pelatih putri yang dapat diandalkan. Saya ingin ada generasi penerus saya di lari jarak jauh yang dapat meneruskan prestasi saya di tingkat internasional," tandas adik dari mantan pelari nasional Ruwiyati tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved