Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
TIM nasional U-22 Indonesia harus puas bermain imbang 1-1 saat melawan Myanmar di laga perdana Grup B Piala AFF U-22 2019, yang berlangsung di Stadion Nasional, Phnom Penh, Kamboja, kemarin.
Skuat ‘Garuda Muda’ bahkan sempat tertinggal lebih dulu di babak pertama setelah Kaung Khant Myat sukses memanfaatkan ruang kosong di lini timnas ketika laga baru berjalan 13 menit.
Untungnya berkat kerja keras, para pemain Indonesia akhirnya berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 pada menit ke-38. Gol tersebut hasil sepakan Rachmat Irianto yang menyambut umpan tendangan penjuru Muhammad Luthfi Kamal Baharsyah.
Meski belum memperlihatkan penampilan terbaiknya, timnas U-22 Indonesia diyakini bisa jauh lebih baik lagi pada pertandingan selanjutnya. Hal itu diungkapkan pelatih timnas Indra Sjafri.
Menurut Indra, ada banyak pelajaran yang bisa mereka ambil dalam laga tersebut. Namun, dia juga tidak menampik jika setiap pertandingan perdana selalu sulit. “Babak pertama bisa dilihat, gol mereka datang karena kesalahan dari kita. Kurang siap mengantisipasi,” terang Indra.
“Setelah itu pelan-pelan kita bisa bangkit. Tapi ini performa bukan seperti biasa kita main seperti di uji coba sebelumnya,” sambung mantan pelatih Bali United tersebut.
Soal kondisi lapangan, kata Indra bukan alasan. Terlebih Myanmar juga main di lapang-an yang sama. “Harus adaptasi memang iya, saya setuju, tapi bukan alasan kita enggak bisa poin penuh,” tegasnya.
Indra menilai, Myanmar bermain lebih ngotot dan pressure tinggi. Hal itu kemudian menjadi alasan sehingga Indonesia sulit untuk kembangkan permainan di awal-awal.
“Myanmar bermain ngotot dan memberikan tekanan tinggi. Itu alasan kami sulit kembangkan permainan di awal-awal,” katanya.
Sementara itu, dalam menanggapi hasil pertandingan perdana Indonesia vs Myanmar, pemain tengah timnas U-22 Indonesia Rafi Syarahil mengaku, selalu senang bermain untuk timnas meskipun turun dari bangku cadangan. “Saya bersyukur dengan apa pun hasilnya meski bermain seri. Kita tadi sudah berusaha dan memberikan yang terbaik dari kita.”
Rafi mengaku, belum begitu beradaptasi dengan lapangan. “Kita belum terbiasa saja main di rumput seperti ini dengan kondisi cuaca yang lebih panas dari Jakarta.”
Sementara itu, pelatih Myanmar, Velizar Popov, menga-ku bangga bisa menahan imbang Indonesia. Bahkan, pelatih yang baru sebulan lebih melatih Myanmar U-22 itu menyebut bisa saja timnya memenangi laga. “Jika lawan meremehkan kami, itu akan merugikan mereka sebab hari ini saya yakin Indonesia sedikit arogan karena pernah menang 7-1 melawan kami,” ujarnya.
Tetap menyerang
Untuk menghadapi laga kedua melawan Malaysia, Indra memastikan timnya akan tetap bermain menyerang. Ia memprediksi laga nanti akan berlangsung lebih sengit mengingat rivalitas tingi kedua tim yang berlangsung selama bertahun-tahun.
“Pasti akan ada evaluasi. Saya punya banyak pengalaman bahwa ketika menghadapi Malaysia selalu berat. Tapi kita akan tetap terapkan attacking game dan target harus menang,” ujar Indra.
Untuk itu, pelatih asal Minang itu akan memaksimalkan waktu jeda untuk pemulihan para pemain sekaligus menyi-apkan tim. (Ant/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved