Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

PBSI Gerak Cepat Matangkan Regenerasi

(Rul/R-2)
06/6/2017 03:45
PBSI Gerak Cepat Matangkan Regenerasi
(Kabid Binpres PP PBSI Susi Susanti . ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

HASIL buruk di Piala Sudirman 2017 menjadi tamparan keras bagi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI). Kegagalan di Piala Sudirman 2017 menjadi momentum PBSI untuk segera meningkatkan program regenerasi pemain. Hal itu diungkapkan Kabid Binpres PP PBSI Susi Susanti seusai pertemuan dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Iman Nahrawi, Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas Achmad Soetjipto, serta Wakil Ketua Umum I Komite Olahraga Nasional Indonesia Suwarno di Jakarta, Senin (5/6).

"Saatnya regenerasi ditingkatkan mengingat banyaknya kejuaraan, baik turnamen maupun multiajang yang akan dihadapi," ujar Susi. Saat ini, kata dia, pebulu tangkis junior belum bisa berbuat banyak di berbagai ajang yang diikuti. Namun, ditegaskan peraih emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992 itu, program regerenasi pemain butuh waktu beberapa tahun. "Untuk pemain pratama (16-18 tahun) bisa 3-4 tahun. Kalau yang sudah di level tengah butuh 1-2 tahun untuk naik lagi."

Di sisi lain, Menpora Imam Nahrawi meminta semua pihak untuk meningkatkan sinergi demi peningkatan prestasi bulu tangkis mengingat Indonesia akan menghadapi Asian Games 2018 dan Olimpiade 2020. PBSI diminta berbenah dan memiliki road map serta target yang detail di dua kegiatan multicabang tersebut. "Bulu tangkis merupakan salah satu harapan publik yang paling besar untuk meraih medali dalam berbagai kejuaraan dan event yang diikuti Indonesia. Kami juga mencoba mencari solusi untuk kepentingan PBSI di masa mendatang, seperti melakukan kerja sama dengan Satlak Prima," ujar Menpora.

Ketua Satlak Prima Soetjipto menegaskan pihaknya akan meningkatkan pendampingan dalam hal sport science kepada PBSI. Bentuk dukungan lain yang bisa diberikan ialah empat kali try out yang akan dibiayai Satlak Prima. "Selama ini PBSI punya pelatih fisik sendiri sehingga mungkin yang bisa kami bantukan ialah menyamakan metodologi. Intinya apa yang bisa diukur itu pasti bisa diprediksi. Alat ukurnya melalui sport science," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya