Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

UMKM Sumut Jalan di Tempat, Baru 7,7% Punya Akses Pembiayaan

Yoseph Pencawan
18/7/2025 23:09
UMKM Sumut Jalan di Tempat, Baru 7,7% Punya Akses Pembiayaan
Fashion show UMKM binaan BI di ajang KKSU 2025.(MI/Yoseph Pencawan)

Level usaha mikro, kecil dan menengah di Sumatra Utara belum juga bergerak naik. Persentase pelaku UMKM yang menjangkau pembiayaan, teknologi, hingga digitalisasi masih tersendat di titik rendah.

Pemprov Sumut mencatat, hanya 7,7% UMKM yang mengakses pembiayaan hingga pertengahan tahun ini. Dari sisi pemanfaatan teknologi baru 19% UMKM yang mulai menerapkannya.

Angka UMKM yang masuk ke ekosistem digital lebih mengenaskan, hanya 3%. Jumlah anak muda yang memilih berwirausaha malah lebih kecil lagi, hanya 0,08%.

Padahal pemerintah telah berulang kali menyebut UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Namun, bukti di lapangan menunjukkan fakta yang berbeda.

"Naik level itu tidak mudah, misalnya untuk mengakses keuangan UMKM harus mempelajari pembukuan, membuat neraca perdagangan. Itu yang perlu kita bina dan itu bukan hanya tugas pemerintah, tetapi seluruh pihak yang terlibat. Kita perlu kroyokan mengerjakan ini," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Destry Damayanti di sela pembukaan Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) 2025 di Tiara Convention Centre, Medan, Jumat (18/7).

Menurut dia, selama ini Bank Indonesia menjadi salah satu instansi yang konsisten melakukan pembinaan UMKM di Sumut. Upaya itu antara lain berupa pelatihan akses pembiayaan, pengelolaan keuangan, hingga bantuan teknologi.

"Ini yang mendorong UMKM kita berdaya saing tinggi dan perlu terus kita tingkatkan, potensinya luar biasa, bahkan dalam waktu dekat kita akan mengekspor produk UMKM sekitar Rp10 miliar," ujar Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumut Rudi B. Hutabarat.

Rudi menyebut ekspor UMKM Sumut hingga Juni 2025 mencapai Rp49,6 miliar. Dia menilai tren pertumbuhan itu cukup positif seiring meningkatnya kepedulian pelaku usaha terhadap isu lingkungan dan standarisasi produk.

Namun, fakta angka 7,7% UMKM yang baru menjangkau pembiayaan membuat capaian ekspor itu belum bisa jadi tolak ukur utama. Jalan menuju UMKM naik kelas menurut dia masih harus ditempuh dengan kolaborasi yang lebih masif.

Dalam laporan Pemprov Sumut, pertumbuhan UMKM secara kuantitatif memang mengalami kemajuan. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah UMKM yang aktif naik dari sekitar 1,1 juta unit pada 2022 menjadi 1,5 juta unit per Juni 2025.

Namun, kenaikan jumlah itu dinilai tidak selalu diiringi oleh peningkatan kapasitas usaha. Mayoritas pelaku UMKM di Sumut masih berada di level mikro dan belum menyentuh pasar ekspor maupun ekosistem digital.

Indonesia sebenarnya telah memiliki berbagai kebijakan untuk mendorong UMKM naik kelas. Namun implementasi kebijakan itu belum merata di daerah-daerah.

Destry mengakui pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu kerja sama seluruh elemen, dari akademisi, sektor swasta, hingga lembaga keuangan.

Dalam gelaran Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) 2025 yang berlangsung 18–20 Juli, berbagai produk UMKM unggulan ditampilkan dalam format pameran fisik dan daring. Pameran menampilkan beragam kategori produk, meliputi kriya, kuliner, fesyen modern, kopi berkualitas dan wastra tradisional.

Selain etalase produk, pameran yang berlokasi utama di Delipark, Medan, itu juga menyajikan agenda interaktif seperti fashion show UMKM binaan BI, Kompetisi Fashion Design, kompetisi kopi (Coffee Talks dan demonstrasi fine brewing), lomba video reels, serta talkshow seperti Digi-young Preneur Talks dan Sustainable Fashion Talks.(H-1)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya