Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Morotai Kunci Populerkan Maluku Utara

(Nda/N-4)
16/4/2016 07:53
Morotai Kunci Populerkan Maluku Utara
(ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)

PROVINSI Maluku Utara terus menggenjot pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke wilayah itu. Terlebih, Kepulauan Morotai yang berada di wilayah Kepulauan Halmahera terpilih menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata baru Indonesia tahun ini. Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, saat berkunjung ke Media Indonesia, kemarin, meyakini pesona Kepulauan Morotai semakin memopulerkan Maluku Utara. Menurut Abdul Ghani, setidaknya dibutuhkan anggaran Rp10 triliun hingga Rp12 triliun untuk membangun infrastruktur di Morotai. Angka tersebut dinilai cukup besar karena wilayah Morotai berada di utara Indonesia. "Dekat dengan Filipina dan Jepang. Jarak Filipina ke Morotai bisa naik speedboat selama 2 jam," sebutnya. Kepulauan Morotai dahulu merupakan tempat strategis bagi pasukan Sekutu untuk melawan Jepang.

Terdapat bandara udara dengan tujuh runway (landasan pacu) yang dahulu menjadi peninggalan Perang Dunia II. Bahkan, di lautan sekitar Kepulauan Morotai banyak dijumpai bangkai pesawat terbang sisa Perang Dunia II. "Bandara di Morotai lebih besar daripada Ternate. Cuma masalahnya bandara itu masih milik TNI Angkatan Udara. Jadi masih tertutup untuk umum," tambah Abdul Ghani. Hingga kini, jalur udara masih merupakan transportasi tercepat ketimbang lewat laut. "Sebelumnya memang sudah kami bicarakan dengan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Morotai. Animo masyarakat berwisata ke Maluku Utara cukup besar. Namun, masih harus terus diperkuat dengan pembangunan infrastruktur," jelasnya.

Ia menuturkan, saat Morotai dijadikan kawasan wisata bahari di wilayah Timur bersama Raja Ampat, banyak wisatawan asing mulai mencari informasi perjalanan menuju ke sana. "Morotai memiliki pantai yang indah, bersih, dan ombaknya tenang. Banyak orang senang berenang di sana. Ditambah lagi mereka yang pernah menjadi saksi Perang Dunia II bisa menjadi tempat bernostalgia," ucap dia. Karena itu, Pemprov Maluku Utara terus berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan kementerian lainnya.

Pada Desember 2015, Badan Pusat Statistik Maluku Utara mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 43 orang, naik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 17 orang. Kenaikan tajam jumlah wisatawan terjadi saat peristiwa gerhana matahari total (GMT) 2016 lalu. Ilmuwan, wisatawan mancanegara, dan wisatawan domestik berbondong-bondong ke sana untuk menyaksikan GMT.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya