Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Modernisasi Infrastruktur Garam sudah Mendesak

(FL/LD/AB/UL/CS/RF/N-2)
27/7/2017 03:31
Modernisasi Infrastruktur Garam sudah Mendesak
(MI/Abdus Syukur)

KRISIS garam sudah berlangsung lama. Untuk mengatasi masalah ini di masa mendatang, anggota DPRD Jawa Timur Badrut Taman meminta pemerintah memperbaiki infrastruktur dan regulasi untuk kepentingan petani garam. "Selama ini petani garam menggunakan cara tradisional untuk berproduksi sehingga sangat bergantung pada cuaca. Ke depan, pemerintah harus menyediakan infrastruktur yang baik sehingga pembuatan garam bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi modern," papar anggota Fraksi PKB itu, di Surabaya, Rabu (26/7).. Dengan modernisasi itu, lanjut dia, petani tidak lagi bergantung pada matahari.

Selain itu, pemerintah juga harus memperbaiki regulasi soal harga garam, yang saat ini sangat murah sehingga kehidupan petani garam lebih terjamin. Badrut mengaku tidak masalah jika pemerintah melakukan impor saat ini. "Sepanjang stok dalam negeri minim, kami tidak keberatan." Korban krisis garam juga terus berjatuhan. Di Banyumas, Jawa Tengah, usaha pengemasan garam terpaksa merumahkan karyawannya sejak satu bulan lalu. "Kami tidak mendapat pasokan garam sehingga perusahaan terpaksa ditutup sementara. Ada puluhan karyawan yang tidak bisa bekerja lagi," ujar pemilik UD Garam Giat, Setyo Puji Santosa.

Ia menambahkan, biasanya setiap bulan omzet perusahaannya mencapai 18 ton. Pasokan garam berasal dari Rembang, Jawa Tengah. "Karena cuaca yang tidak menentu, petani garam di Rembang tidak panen. Dampaknya pasokan ke kami pun kosong."
Di Kota Pasuruan, Jawa Timur, puluhan usaha pengolahan ikan asin rakyat terancam tidak bisa berproduksi lagi. Mereka sulit mendapat pasokan garam. "Bahan ikannya sih cukup berlimpah. Tapi, garam susah didapat, kalaupun ada harganya sudah kelewat mahal," kata Khoiriyah, perajin ikan asin.

Sejak Lebaran harga garam terus naik. "Saat ini sudah mencapai Rp4.000 per kilogram," lanjut Khoiriyah. Untuk mengolah ikan sebanyak 2 ton dibutuhkan 100 kg garam. Di gudang Khoiriyah, dia hanya memiliki persediaan 100 kg garam. "Kalau stok garam habis, kami setop produksi," tegas Khoiriyah. Meski banyak cerita sedih, kegembiraan justru meruyak di kalangan petani garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Harga garam di tingkat petani yang mencapai Rp2.500-Rp3.000 per kilogram membuat mereka bungah. "Pada 2015 lalu, garam hanya dihargai Rp200-Rp400 per kilogram. Harga saat ini jauh di atas tahun-tahun sebelumnya," ungkap Insyaf Supriyadi, petani garam dari Desa Rawaurip, Pangenan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya