Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Setelah Ditata,makin Ramai

(Gan/Aya/J-3)
02/12/2016 04:02
Setelah Ditata,makin Ramai
(MI/GALIH PRADIPTA)

BIASANYA pasar malam menyediakan aneka permainan seperti bianglala, komidi putar, dan rumah hantu. Di situlah salah satu daya tariknya. Namun, di Bekasi, salah satu pasar malam hanya menyediakan aneka kuliner dan beragam kebutuhan sehari-hari mulai celana dalam, hijab, parfum, hingga kebutuhan elektronik. Itu malah lebih mirip sebagai pasar kaget yang digelar mulai sore hingga malam hari. Hal itu berlangsung di pasar malam Perumahan Mutiara Gading, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.

Dari informasi yang dihimpun, pengelola perumahan sengaja menyediakan lapak permanen dan nonpermanen sebagai magnet untuk menarik warga mengunjungi perumahan mereka. Yani Astuti, 45, salah satu pedagang sepatu dan sandal, mengaku sudah lima tahun lebih berjualan di sana. Bahkan, dirinya sudah ikut berjualan sejak pasar masih menggunakan tenda. "Sebelumnya sih cuma tenda-tenda kayak bazar gitu," ungkap Yani, akhir pekan lalu. Hasil dari usahanya itu, ungkap Yani, ia bisa menyekolahkan kedua anaknya. Satu di akademi perawat dan SMA.

Menurut Yani, pengelola terus membenahi kondisi pasar malam. Kini pasar malam Mutiara Gading lebih bersih dan teratur. Permainan yang ada hanya khusus untuk anak-anak balita. Afin, 45, penjual celana dalam di sana, mengatakan kehadiran pasar malam di Mutiara Gading memang tidak semarak pasar malam yang menghadirkan banyak wahana permainan untuk anak. Namun, pasar ini banyak dicari lantaran menyediakan banyak kebutuhan sehari-hari. Menurut Ariyanto, 36, pengelola pasar, awalnya pasar malam itu hanyalah sebuah pasar kaget yang hadir tanpa izin.

Pedagang hanya membayar preman setempat agar boleh berjualan. Namun, sejak 2011 pengelola diambil alih oleh Perumahan Mutiara Gading. Ariyanto menjelaskan, bila dihitung, jumlah pedagang mencapai 200 orang. Untuk satu lapak, pedagang dikenai biaya sewa lapak Rp150 ribu per bulan termasuk listrik Rp3.000 per bulan. Penataan yang lumayan rapi terlihat di sekitar pasar lengkap dengan parkir motor dan mobil yang dikenai tarif Rp3.000 untuk motor dan mobil dipungut Rp5.000. "Kami tata dengan baik agar pengunjung merasa nyaman," kata dia.

Kenyamanan pedagang juga dirasakan pembeli di pasar malam itu. Supri, 55, mengaku nyaman berbelanja karena tempatnya teratur dan tidak becek. Ia sering belanja di sana karena banyak barang yang dijual dan harganya murah tidak seperti di mal. "Apalagi sekarang lapak dagangan lebih teratur jadi lebih mudah mencari barang dan berpindah-pindah. Jalur di dalam pasar malam ini juga tidak becek dan sudah ada tempat sampahnya. Jadi, terlihat lebih bersih daripada sebelumnya," tukas dia.

Lain halnya di Jakarta, keberadaan pasar malam yang menyediakan wahana permainan bakal digusur. Sebabnya, kilah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) Irwandi, pasar malam kerap menimbulkan keluhan warga, seperti sulitnya akses jalur mobil di wilayah yang tengah mengadakan pasar malam. "Kita akan tertibkan berkoordinasi dengan lurah setempat. Kami akan minta lurah memanggil ketua RT/RW yang wilayahnya menyelenggarakan pasar malam dengan wahana permainan itu," pungkas Irwandi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya