Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KORBAN tewas akibat serangan bom di stasiun kereta bawah tanah di Saint Petersburg, Rusia, bertambah menjadi 14 orang, kemarin. Serangan pada Senin (3/4) sore waktu setempat tersebut juga melukai 49 orang lainnya.
"Kami mengonfirmasi 14 orang telah tewas," ujar Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova.
Pascaserangan, bendera setengah tiang berkibar di kota kedua terbesar di Rusia tersebut di hari pertama dari tiga hari berkabung yang ditetapkan pemerintah.
Pemerintah Rusia masih belum mengomentari identitas pelaku. Namun, otoritas Kyrgyzstan mengatakan serangan itu ialah bom bunuh diri oleh Akbarjon Djalilov, warga negara naturalisasi Rusia yang lahir di Kyrgyzstan Selatan pada 1995.
"Dia (Djalilov) ialah warga negara Rusia," ujar juru bicara Rakhat Sulaimanov di Bishkek. Sampai saat ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Namun, insiden itu terjadi setelah kelompok Islamic State (IS) menyerukan serangan terhadap Rusia akibat intervensi militer 'Negeri Beruang Merah' itu di Suriah.
Sementara itu, penyidik telah meluncurkan penyelidikan aksi teror tersebut. Namun, mereka menekankan bahwa akan terus mencari kemungkinan penyebab lain ledakan yang terjadi di terowongan antara dua penghubung utama kereta bawah tanah.
Juru bicara Komite Antiteroris (NAK) Rusia Andrei Przhezdomsky mengatakan ledakan terjadi sekitar pukul 14.40 waktu setempat. Setelah itu, NAK mengonfirmasi bahwa telah menemukan peledak lainnya di stasiun kereta Vosstaniya Square yang langsung dinonaktifkan.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Senin (3/4), menyampaikan belasungkawa dan menempatkan karangan bunga berwarna merah di pintu masuk salah satu stasiun kereta, Institut Teknologi, tempat penduduk Rusia menggelar penghormatan terakhir.
Dunia mengecam
Pascaledakan, sejumlah pemimpin dunia mengecam serangan yang menurut Putin dilakukan teroris tersebut. Kanselir Jerman Angela Merkel, bahkan mengutuk serangan itu dengan menyebutnya sebagai 'tindakan barbar'. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah melakukan panggilan telepon dengan Putin.
"Presiden Trump telah menawarkan dukungan penuh dari Pemerintah AS dalam menanggapi serangan tersebut dan membawa pelaku yang bertanggung jawab ke pengadilan," ujar Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Federica Mogherini menulis di Twitter bahwa dirinya dan semua menteri luar negeri UE turut mengikuti perkembangan insiden tersebut. "Pikiran kita bersama semua penduduk Rusia," tulisnya.
Serangan mematikan menimpa Rusia terakhir pada Oktober 2015 ketika IS meledakkan sebuah pesawat yang membawa wisatawan kembali ke Saint Petersburg dari resor Sharm el-Sheikh di Mesir dan menewaskan 224 penumpang.
Pada 2013, bom kembar juga menghantam stasiun kereta api utama dan bus listrik di Kota Volgograd dan menewaskan 34 orang. Sebelumnya, pada 2011, sebuah bom bunuh diri juga meledak di Bandara Domodedovo, Moskow, yang menewaskan 37 orang. (AFP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved