Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Tanah Longsor Timbun Ratusan Orang

19/5/2016 01:55
Tanah Longsor Timbun Ratusan Orang
(AP /ERANGA JAYAWARDENA)

LONGSORAN tanah yang terjadi di Sri Lanka, Rabu (18/5), menyapu tiga desa.

Sebanyak 17 orang tewas dan ratusan lainnya hilang.

Bencana tanah longsor itu terjadi akibat hujan yang melanda wilayah itu selama tiga hari berturut-turut.

Juru bicara militer Sri Lanka, Jayanath Jayaweera, mengatakan sejauh ini 17 jenazah telah dievakuasi dan sekitar 150 orang telah dipindahkan dari tumpukan lumpur dan puing yang berserakan.

"Militer telah dikerahkan untuk mengevakuasi mereka semua pagi ini," ungkapnya.

Kabut dan listrik yang padam ditambah tidak stabilnya kondisi tanah menyulitkan upaya pencarian korban.

Lebih dari 300 tentara dibantu angkatan laut dan udara telah dikerahkan untuk mencari korban selamat di Desa Siripura, Pallebage, dan Elagipitya di Distrik Kegalle.

Desa-desa itu terletak di daerah pegunungan 72 kilometer sebelah utara ibu kota Kolombo.

Beberapa foto menunjukkan gundukan tanah besar menutupi rumah-rumah, sedangkan aliran lumpur bercampur air menyembur dari atas bukit di atasnya.

Penduduk desa mengatakan 66 rumah rusak dan terkubur.

Pemerintah Sri Lanka mengatakan 1.141 orang berhasil menyelamatkan diri.

Mereka telah ditempatkan di gedung-gedung sekolah dan kuil Buddha yang dijadikan area pengungsian.

Beberapa korban selamat kemudian mendapat perawatan.

Selain tanah longsor, hujan deras mengakibatkan sejumlah kota di Sri Lanka seperti Kolombo dilanda banjir sehingga menyebabkan ribuan orang harus diungsikan.

Badan meteorologi nasional setempat menyiarkan akan terjadi hujan deras dan ombak besar di negeri itu.

Banyak sekolah di sejumlah daerah diliburkan karena cuaca buruk.

Sebagian lainnya terpaksa digunakan sebagai tempat pengungsian.

Bulan lalu, Badan Survei Geologi AS (USGS) mengatakan kawasan di Asia Selatan, termasuk Sri Lanka, merupakan kawasan yang paling rawan bencana.

Data penelitian global yang dihimpun dan dirilis lembaga manajemen risiko Verisk Maplecroft, pada Maret lalu, menunjukkan negara dan kota-kota besar di Asia sangat berpotensi terkena dampak berbagai bencana alam, mulai siklon hingga gempa.

Tim peneliti di lembaga itu mengatakan hampir 1,4 miliar orang di Asia Selatan--India, Bangladesh, Pakistan--atau 81% populasi di kawasan itu, terkena setidaknya satu bencana alam besar terutama banjir, badai, dan gempa.

Dia tahun lalu, di Sri Lanka juga terjadi bencana longsor yang mengakibatkan ratusan orang tewas.

Musibah tersebut terjadi di saat cuaca buruk melanda negeri itu seperti yang terjadi tahun ini.

Ketika itu, bencana terjadi di perkebunan teh Meeriyabedda, dekat Kota Haldummulla, sekitar 200 kilometer timur Kolombo, ibu kota Sri Lanka. (AP/AFP/Ihs/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya