Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PERDANA Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe memberikan pernyataan mengejutkan pada Senin (25/9), yaitu seruan untuk melakukan pemilihan umum yang dipercepat. Hal itu dilontarkan Abe untuk memanfaatkan oposisi yang saat ini sedang lemah. Namun, di luar perhitungan, dalam beberapa hari terakhir, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mampu menaikkan suhu politik di ‘Negeri Matahari Terbit’. Koike bersama partai pengusungnya, Party of Hope, telah mencuri perhatian Abe. Padahal, partai tersebut baru saja dideklarasikan. Namun, karena para pendiri Party of Hope berupaya untuk mengguncang lanskap politik Jepang yang tengah lesu, partai itu menyita perhatian Obe.
Partai baru pengusung Koike secara resmi dideklarasikan pada Rabu (27/9). Dalam waktu singkat, partai tersebut mampu menarik anggota-anggota parlemen dari berbagai latar belakang dan ideologis untuk bergabung. Hasilnya terbentuk oposisi baru yang berseberangan dengan Abe. Meski Party of Hope sedang naik daun, Koike sejauh ini tidak mencalonkan diri di parlemen. Dia lebih memilih berkonsentrasi di pemerintahan kota terpadat di dunia itu menjelang Olimpiade 2020. Di lain hal, para pengamat menilai mantan presenter TV yang karismatik tersebut belum bisa mencurahkan perhatian secara utuh untuk bertarung melawan Abe.
“Partai itu bisa saja memperoleh beberapa kursi di wilayah Tokyo, tetapi ada risikonya. Para pemilih mungkin akan merasa dikhianati saat mereka memilihnya sebagai Gubernur Tokyo dan sekarang dia bekerja dalam politik nasional,” kata Kensuke Takayasu, profesor ilmu politik di Seikei University. (Arv/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved