Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
ISMAEL Villegas menghabiskan waktu saban hari menggali terowongan menembus beton bangunan yang runtuh digoyang gempa di Meksiko pekan lalu. Cekat menerobos puing bangunan, mahir menggali terowongan, dan mampu bertahan di ruang yang pengap membuat Villegas dipanggil topo. Seorang topo, kata Spanyol untuk mole (hewan sejenis tikus) yang terdiri dari sukarelawan mencari korban selamat dengan menggali terowongan menembus gunungan beton dan baja dan menyeret mereka keluar. Cara kerja mereka persis seperti mole.
Topo ialah tradisi yang mulai dikenal sejak gempa bumi 1985 yang menewaskan lebih dari 10 ribu orang dan meratakan ratusan bangunan di Mexico City. Gempa yang terjadi pada hari yang sama dengan gempa pekan lalu, yakni pada 19 September, merontokkan badan darurat pemerintah sehingga membuat sukarelawan sipil turun tangan mengisi kekosongan. Villegas, yang masih berusia 14 tahun saat itu, ingat momen ketika ia menyaksikan para pria dan perempuan muda berjuang menerobos terowongan untuk menarik orang-orang yang masih hidup dan terjebak. "Itu membuat saya terkagum-kagum," ujarnya.
Para topo mengembangkan teknik baru yang efisien untuk mengevakuasi dan mengeluarkan orang-orang dari bangunan yang runtuh. Teknik itu termasuk merayap masuk ke rongga yang ditimbulkan keruntuhan, lalu membuat terowongan secara horizontal melalui puing-puing lantai demi lantai, mencari kantong udara tempat orang bisa bertahan hidup. Cara-cara itu diakui lebih cepat dan lebih murah, tapi jauh lebih berbahaya, jika dibandingkan dengan teknik internasional standar. Teknik internasional itu mengharuskan bekerja secara vertikal menyusuri bangunan yang roboh, satu bagian pada satu waktu, berhenti secara reguler untuk memastikan struktur tetap stabil.
"Teknik kami menggali terowongan. Karena itulah, kami disamakan dengan mole karena kami menggali terowongan, kadang tanpa alat apa pun selain tangan kami," kata Villegas yang mengenakan helm yang diikat dengan kacamata pelindung dan lampu sorot.
Ketika gempa Selasa (19/9) lalu mengguncang Mexico City, Villegas berada di Negara Bagian Oaxaca, berjarak sekitar 700 km, membantu membersihkan kerusakan akibat gempa 7 September. Begitu tanah berhenti bergetar, dia melompat ke dalam mobilnya dan bergegas kembali ke Mexico City untuk membantu upaya evakuasi orang-orang yang terjebak reruntuhan bangunan. "Saya menyetir secepat yang saya bisa, tiba di sini pukul dua pagi dan langsung terjun ke reruntuhan," ujarnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved