Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
BONUS demografi yang akan disongsong Indonesia memberikan keuntungan antara lain tingginya jumlah penduduk produktif dan angkatan kerja. Potensi ini mesti dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga Indonesia akan menjadi negara sejahtera.
"Persoalan penduduk harus dikelola dengan baik. Hal ini membutuhkan dukungan penelitian utamanya dari perguruan tinggi," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir seusai penandatanganan kerja sama (MoU) dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional (BKKBN) tentang riset kependudukan dan program KB, di Jakarta, Selasa (6/12).
MoU tersebut terkait integrasi program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) dalam program riset, teknologi, dan pendidikan tinggi. M Nasir mengakui persoalan kependudukan memberikan pengaruh nyata dalam hal pencapaian sustainable development goals (SDG's). Karena itu perlu ada riset terkait pengelolaan kependudukan terutama dalam hal penyiapan SDM yang berkualitas.
Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty berharap dengan kerja sama ini terjadi sinergi lebih baik dalam pengelolaan program kependudukan dan keluarga berencana.
"Program keluarga berencana dan kependudukan bisa dipublikasikan melalui perguruan tinggi. Intinya ada riset yang mendasari, ada database yang kuat. Dan itu perlu dukungan kalangan perguruan tinggi," kata Surya.
Ia mengakui dengan jumlah penduduk yang besar dan angkatan kerja yang besar membawa konsekuensi perencanaan kependudukan yang lebih teliti dan lebih baik lagi. Sehingga program pembangunan dapat dinikmati dan diakses penduduk Indonesia.
Adapun kerja sama dengan Kemenristek Dikti bersama BKKBN meliputi pertama penelitian dan pengembangan program KKBPK, kedua, advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi program KKBPK kepada masyarakat. Adapun ketiga, pengembangan dan pemanfaatan teknologi dalam mendukung program KKBPK. Sedangkan keempat atau yang terakhir pengembangan pelaksanaan pendidikan kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved