Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
HANYA tiga SMA dan empat SMK di Kota Tasikmalaya, Jabar, berencana mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Sebagian besar lainnya belum siap karena terkendala masalah komputer.
Sekretaris Disdik Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi mengungkapkan sekolah yang terkendala disebabkan belum memiliki sarana dan prasara-na. Alat yang dimiliki selama ini masih menyewa. Selain kendala peralatan, sekolah di berbagai pelosok Tasikmalaya juga sulit terhubung ke jaringan internet. “Pemerintah daerah mengalami keterbatasan anggaran untuk menyediakan komputer. Kami mengharapkan pemerintah provinsi dan pusat membantu agar UNBK berjalan lancar,” ujarnya, Rabu (23/3).
Secara terpisah, Kepala Seksi SMK Kabupaten Garut, Jabar, Ikin Sodikin mengatakan pihaknya telah menyiapkan 11 sekolah untuk mengikuti UNBK. Rinciannya, 2 SMP, 6 SMK, 2 SMA, serta 1 MA. “Tahun lalu hanya tiga sekolah yang mengikuti UNBK. Kendala kami karena keterbatasan komputer dan rawan gangguan pada server,” cetusnya.
Di Kabupaten Lamongan, Jatim, sebanyak 27 sekolah menyatakan siap melaksanakan UNBK. Sekolah penyelenggara UNBK itu merupakan akumulasi SMP dan SMA sederajat dengan jumlah siswa mencapai 7.195.
Jumlah sekolah penyelenggara UNBK di Lamongan juga meningkat ketimbang tahun lalu yang hanya tiga lembaga. Kepala Bagian Humas dan Infokom Pemkab Lamongan Sugeng Widodo menjelaskan, secara keseluruhan, ujian berbasis komputer maupun kertas untuk tingkat SMP dan sederajat dilaksanakan pada 9-12 Mei.
Pada tingkatan itu, UN diikuti 20.081 siswa dari 355 lembaga pendidikan negeri dan swasta. Rinciannya, 12.245 peserta dari 148 lembaga pendidikan SMP, dan 7.758 siswa dari 174 lembaga pendidikan MS, 6 orang siswa dari SMPLB, serta 72 siswa dari 31 lembaga pendidikan Paket B. (AD/YK/CS/LN/T-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved