Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
UJIAN Nasional Berbasis Komputer (UNBK) jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat yang dimulai hari ini, Senin (23/4), sempat mengalami gangguan server. Gangguan dilaporkan dialami sekolah di berbagai daerah.
Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo menilai pemerintah kurang tanggap mengatasi masalah tersebut. Padahal, kata Heru, kendala serupa sebelumnya terjadi pada UNBK SMA.
Jumlah peserta UNBK SMP yang lebih banyak sudah dikhawatirkan bakal menimbulkan masalah yang sama jika tidak dicegah dengan baik.
Seperti diketahui, jumlah peserta ujian nasional SMP dan sederajat sebanyak 4.294.786 peserta yang terdiri atas 3.286.482 siswa SMP dan 1.008.304 siswa MTs. Dari total peserta itu, sekitar 63% atau sekitar 2,7 juta siswa melakukan ujian berbasis komputer. Adapun peserta UNBK SMA dan sederajat diikuti 1,4 juta siswa.
"Kelihatannya kurang bercermin dengan kejadian pada hari pertama UNBK SMA. Ketika itu banyak SMA/MA yang mengalami server offline dan bahkan tidak bisa online pada hari pertama sehingga harus mengikuti UNBK susulan. Kasus itu terulang kembali," tutur Heru, Senin (24/3).
Dia menyayangkan pelaksanaan UNBK SMP/Mts hari pertama diwarnai kegaduhan dan kepanikan siswa. FSGI menerima laporan dari sejumlah daerah terkait dengan maslaah itu. Di antaranya dari Kabupaten Simeuleu (Aceh), Kota Binjai (Sumatera Utara). Dia menambahkan kendala server juga dilaporkan terjadi di sejumlah sekolah di Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.
"Bahkan ada orangtua yang menelpon kami dan menceritakan kecemasan anaknya yang belum mulai ujian hingga jam 11.00 WIB," pungkas Heru. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved