Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Kampus Harus Siap Hadapi Era Disrupsi

Syarief Oebaidillah
06/12/2017 07:01
Kampus Harus Siap Hadapi Era Disrupsi
(ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

MENTERI Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohammad Nasir meminta semua pemimpin perguruan tinggi negeri (PTN) siap menghadapi era disrupsi.

Di era disrupsi, pengelolaan lembaga tidak lagi dilakukan sebagai bisnis biasa, tetapi harus berupaya agar bisa bersaing di era global dengan cepat. Oleh karena itu, pemimpin PTN, kata Nasir, sudah saatnya melakukan perubahan karena persaingannya semakin berat.

“Pemimpin PTN harus mempersiapkan tugas ke depan yang jauh lebih berat karena situasi masa lalu tidaklah mudah dari situasi masa kini. Kerja keras menjadi kunci utama,” kata Nasir seusai melantik sejumlah pemimpin PTN di Jakarta, kemarin.

Ia juga berharap para pemimpin baru PTN dapat menjadikan universitas dan politeknik lebih baik serta mampu menghasilkan lulusan bekualitas. PTN, ujarnya, juga harus mampu mengubah ke arah tata kelola universitas yang baik melalui transparansi, jujur, dan bertanggung jawab.

“Minimal bisa menempuh akreditasi A. Kalau bisa akre­ditasi di tingkat internasional, inilah perjuangan yang harus dilakukan bersama,” katanya.

Kepada para pemimpin politeknik ia juga meminta agar segera menyiapkan sumber daya berkualitas dan memiliki kemampuan dalam pendidikan vokasi. Lulusan politeknik tidak sekadar mendapatkan ijazah, tetapi perlu dikembangkan sertifikat kompetensi pada setiap program studi (prodi).

Bahkan, ujar Nasir, dosen juga harus memiliki sertifikat kompetensi agar benar-benar menjadi dosen profesional sesuai bidangnya. Selain itu, dosen politeknik tidak cukup hanya dari akademisi, melainkan harus melibatkan dari industri terkait.

Para pemimpin PTN yang dilantik yakni Rektor Universitas Nusa Cendana Fredrik Lukas Benu, Direktur Politeknik Negeri Padang Surfa Yondri, dan Direktur Politeknik Negeri Banyuwangi Son Kuswadi. Mereka akan bertugas untuk periode 2017-2020.

Penggabungan PTS

Terkait dengan penggabungan atau merger perguruan tinggi, pada kesempatan itu Menristek Dikti menyatakan penggabungan akan menyehatkan kampus. Oleh karena itu, ia menugaskan Dirjen Kelembagaan untuk menggabungkan beberapa kampus.

“Terutama kampus yang kecil-kecil. Jadi intinya dalam merger ini ialah menyehatkan universitas,” katanya.

Ia berharap perguruan tinggi swasta (PTS) terutama yang satu yayasan dapat menjadi satu. Hal itu dapat membuat lebih mudah dan biaya operasionalnya lebih efisien.

Menurutnya, Kemenristek Dikti akan mendampingi se­jumlah PTS yang bakal digabung. Dalam penggabung­an sejumlah perguruan tinggi dengan akreditasi berbeda, akreditasi yang digunakan ialah yang tertinggi untuk kemudian diakreditasi ulang pada periode berikutnya.

Sebelumnya Nasir juga mengatakan Keputusan penggabungan PTS merupakan jalan terbaik, terutama untuk PTS yang tidak produktif, namun dalam satu yayasan yang sama. Selain itu, terdapat 127 PTS yang masuk kategori berpotensi ditutup. Sebanyak 25 PTS di antaranya sudah resmi dicabut izinnya. (Ant/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya