Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Cak Lontong Alumnus ITS yang Sukses di Saat Tersesat

Abdus Syukur
11/11/2017 07:16
Cak Lontong Alumnus ITS yang Sukses di Saat Tersesat
(MI/PANCA SYURKANI)

GELAK tawa para undangan yang memenuhi Graha Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya terdengar riuh saat komedian Cak Lontong memberikan pidato sambutannya.

Dalam acara Dies Natalis ke-57 ITS Surabaya dan pemberian gelar doctor honoris causa (HC) kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, pemilik nama asli Lies Hartono itu sempat mengocok perut hadirin.
“Selamat Bu Susi atas gelar doktor honoris causa yang telah diterima. Kalau saya dapat gelar ‘honore gak usah’ (tanpa honor). Saya free untuk ITS,” kata Cak Lontong, kemarin.

Pada acara tersebut, Cak Lontong mendapat penghargaan sebagai alumnus ITS bidang seni dan budaya bersama sejumlah tokoh lain, antara lain Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo.

Alumnus Fakultas Teknik Elektro ITS itu naik panggung saat Susi menginterupsi pemberian penghargaan dan menodong Cak Lontong memberikan sambutan selama 10 menit. Spontan interupsi itu pun di­sambut dengan tepuk tangan riuh para undangan.

Dengan gaya khasnya, komedian yang dikenal dengan jargon ‘mikir’ sambil menunjuk jidat itu maju ke podium dan membuka sambutannya dengan ucapan selamat kepada Menteri Susi.

Menurut Cak Lontong, ia tidak pernah membayangkan mendapat penghargaan dari almamater tempatnya belajar selama 7 tahun. Ia merasa tersesat karena karier yang dijalaninya sebagai komedian jauh dari ilmu yang dipelajarinya.

Bahkan, dia bercerita saat dikenalkan M Nuh, mantan Rektor ITS dan Mantan Menteri Pendidikan Nasional, sebagai alumnus ITS yang sukses di jalan sesat.

“Alhamdulillah Pak Nuh, saya belum kembali ke jalan yang benar dan masih tetap konsisten di jalan yang sesat,” ujarnya yang disambut tawa M Nuh dan hadirin.


Dimakan rayap

Cak Lontong mendapat penghargaan karena dinilai sebagai alumnus yang ikut mengharumkan nama ITS di bidang seni dan budaya. Ia tidak lupa menyampaikan terima kasihnya. Namun, penghargaan itu justru menunjukkan ijazah yang dimilikinya tidak bermanfaat.

“Terima kasih atas penghargaan yang diberikan dan ini menunjukkan ijazah saya tidak bermanfaat. Saya belajar dan tidak menghasilkan apa-apa bagi ITS, malah ijazah saya dimakan rayap yang tahu betul, mana yang terpakai dan tidak,” imbuh Cak Lontong yang kembali disambut tawa para mahasiswa.

Dalam sambutannya, Cak Lontong menceritakan pengalamannya kuliah di ITS sejak 1989 dan diwisuda pada 1995. Padahal, saat itu sudah banyak teman-temannya yang mampu lulus dengan menempuh pendidikan selama 4 tahun saja. Bagi Cak Lontong, waktu hampir 7 tahun itu menunjukkan tidak mudah menempuh pendidikan di ITS.

“Bagi orang seperti saya yang hampir 7 tahun, itu menunjukkan tidak mudah kuliah di ITS. Malahan ada teman yang bertanya, saya ambil (jurusan) apa di ITS. Saya jawab, saya ambil hikmahnya,” ujar Cak Lontong yang disambut gelak tawa hadirin.

Di akhir sambutannya, ia kembali menyinggung Menteri Susi yang selalu menganjurkan makan ikan. “Terima kasih Bu Susi yang selalu mengingatkan dan menganjurkan makan ikan. Bahkan sampai memberi kuis untuk sebutkan nama ikan, padahal jawabannya salah, tapi tetap saja dapat sepeda,” ujar Cak Lontong yang disambut senyum oleh Menteri Susi.

Guyonan khas Cak Lontong itu juga terjadi saat ia ditanya wartawan seusai gelaran dies natalis. Wartawan iseng menanyakan apakah ia ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan S-2 (magister). “Ngapain kok S-2 segala. S-1 saja sudah tersesat. Ijazah sampai dimakan rayap kok,” ujarnya sambil pamit mohon diri. (X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya