OJK Enggan Cabut Capping Deposito

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) masih ingin mempertahankan kebijakan supervisi pembatasan (capping) bunga deposito untuk bank umum kegiatan usaha (BUKU) III dan IV meskipun persaingan perebutan dana di antara bank besar sudah sedikit mengendur.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad menyampaikan proses evaluasi hasil penerapan capping masih berjalan. Namun, hingga saat ini, otoritas belum berencana mencabut kebijakan yang diterapkan sejak Februari 2016 tersebut.

“Kami belum ada rencana untuk mencabut itu,” ungkap Muliaman ketika disinggung mengenai hasil evaluasi kebijakan supervisi tersebut, di Jakarta, Selasa (4/4).

Bank di kategori BUKU IV dan III merupakan bank besar dengan kepemilikan modal inti Rp5 triliun-Rp30 triliun untuk BUKU III, dan lebih dari Rp30 triliun untuk BUKU IV.

Sejak akhir 2016, OJK meng­evaluasi penerapan capping. Dalam evaluasi, terdapat usul untuk mengurangi selisih capping atau pengetatan antara bank kategori BUKU III dan BUKU IV.

Ketentuan capping OJK yang masih berlaku membuat BUKU IV tidak boleh menawarkan bunga deposito lebih dari suku bunga operasi moneter 12 bulan ditambah 75 basis poin. Untuk bunga deposito BUKU III, ditetapkan tidak boleh melebihi suku bunga operasi moneter 12 bulan ditambah 100 basis poin.

OJK awalnya memiliki rencana untuk mengurangi selisih capping 25 basis poin antara BUKU IV dan III. Namun, rencana tersebut belum terealisasi.

Muliaman menyampaikan meskipun kondisi likuiditas industri perbankan sekarang ini cenderung longgar serta tidak berpotensi menimbulkan perang suku bunga antarbank, capping tersebut masih dibutuhkan. “Itu lebih sebagai preemptive saja. Kondisi likuiditas sekarang masih baik,” ungkap dia.

Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (persero) (BRI) Suprajarto di hadapan Komisi XI DPR meng­usulkan agar ketentuan capping dapat dicabut. Menurutnya, persaingan antarbank untuk memperoleh dana sudah sehat. (Ant/E-3)