Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pertamina Bangun Kilang Cilacap Oktober 2018

Anastasia Arvirianty
24/5/2016 05:20
Pertamina Bangun Kilang Cilacap Oktober 2018
(Ilustrasi---ANTARA)

PT Pertamina (persero) dan Saudi Aramco menunjuk Amec Foster Wheeler Energy Limited sebagai pelaksana studi basic engineering design (BED) proyek pengembangan kilang Cilacap.

Pengembangan Kilang Cilacap yang merupa-kan bagian dari Refining Development Masterplan Prog-ram (RDMP) Pertamina bakal dimulai pada Oktober 2016.

"Sembilan bulan ke depan paling lama desainnya sudah selesai agar bisa dilanjutkan dengan proses konstruksi yang ditargetkan mulai Oktober 2018," ujar Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hardadi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (23/5).

Pengembangan kilang Cilacap ditargetkan tuntas dan beroperasi pada 2022.

Pertamina menargetkan kapasitas kilang pengolahan minyak meningkat menjadi 1,61 juta barel per hari (bph) pada 2025 melalui RDMP lima kilang utama, yakni kilang Plaju, Dumai, Cilacap, Balikpapan, dan kilang Balongan.

Proyek pengembangan akan menambah kapasitas produksi kilang Cilacap hingga 370 ribu bph dari kapasitas saat ini sebesar 300 ribu bph.

Selain itu, kompleksitas produksi kilang akan semakin meningkat dan menghasilkan produk BBM dengan standar Euro 5.

"Selain produksi bensin dan diesel, kapasitas petrokimia akan meningkat, yakni aromatic meningkat hingga 600 ribu ton per tahun (KTPA) dan polypropylene hingga 160 KTPA," ungkap Rahmad.

Menurut Rahmad,untuk proyek sebesar itu, keberadaan mitra strategis dengan kemampuan teknik dan finansial yang mumpuni sangat diperlukan.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menambahkan implementasi pengembangan kilang Cilacap semakin jelas dan akan membuat kilang tersebut menjadi salah satu yang terbaik di Asia.

"Saudi Aramco bertekad membantu membuat kilang Cilacap sebagai kilang terbaik di Asia. Kami siapkan investasi US$5 miliar untuk proyek itu," kata Dwi.

Vice President of International Operation Saudi Aramco Said Al-Hadrami mengapresiasi keputusan Pertamina menggaet mereka sebagai mitra Pertamina untuk proyek itu.

"Kami yakin proyek ini dapat meningkatkan kemakmuran Indonesia melalui ketahanan energi yang lebih baik dan memperkuat nilai energi global perusahaan kami."

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno berharap proyek itu selesai tepat waktu atau lebih cepat.

RSPP ekspansi ke Arab Saudi

Sejalan dengan proyek itu, anak usaha pertamina di sektor kesehatan, PT Pertamedika yang mengelola Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), akan segera membangun rumah sakit di Arab Saudi.

"Indonesia sudah dapat komitmen membangun rumah sakit Indonesia di Arab Saudi, kebetulan yang masuk RSPP," kata Menteri ESDM Sudirman Said di kesempatan yang sama.

Kerja sama itu segera terwujud setelah penandatanganan kesepakatan antara Menteri Kesehatan RI dan Menteri Kesehatan Arab Saudi.

Keberadaan rumah sakit dibutuhkan untuk melayani jemaah haji serta mengakomodasi kebutuhan tenaga kerja Indonesia.

Sebelumnya, Pangeran Arab Saudi Prince Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Alsaud, dalam kunjungan kehormatan, menemui Presiden Jokowi untuk menawarkan kesempatan kepada Indonesia membuka rumah sakit di Arab Saudi.

Indonesia bahkan sudah mendapatkan alokasi lahan untuk proyek itu. (Ant/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya