Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SABABAY cuma butuh waktu 1,5 tahun untuk eksis. Perusahaan wine atau anggur lokal itu diganjar 18 penghargaan internasional, di antaranya Silver Medal Singapore Wine & Spirits Awards 2014 untuk Sababay Moscato d’Bali serta Seal of Approval 2015 dari Austrian Wine Challenge Vienna untuk Sababay Reserve Red yang diikuti 11 ribu merek dari 40 negara.
Di Buleleng, Bali, sekitar 1.000 hektare perkebunan anggur tersebar di berbagai kawasan. Namun, pengelolaannya memang belum maksimal. Pada 2011, Evy Gozali bersama keluarganya datang ke kawasan perkebunan itu serta mengembangkan industri pengolahan anggur menjadi wine.
Sababay Winery bukan cuma eksis di kalangan industri anggur global. Program-program kemitraan yang dikembangkan Sababay juga membuat petani dapat menjual anggur dengan harga stabil dan pantas.
Industri anggur dan turunannya pun menjadi lapangan kerja baru serta berkembang menjadi agrowisata, seperti yang juga dilakukan produsen wine di berbagai negara.
Berdayakan petani
“Semua berawal dari kepedulian kami yang melihat tingkat ekonomi yang kontras antara kondisi petani di Bali, khususnya petani anggur, dan pariwisata Bali. Dengan mengolah anggur menjadi wine, diharapkan mampu memberi nilai tambah terhadap produk anggur.
Selain penciptaan devisa bagi Bali dan negara, ada banyak dampak positif dari hadirnya Sababay,” kisah Evy kepada Media Indonesia, Jumat lalu.
Sababay menggagas sebuah konsep corporate farming, yakni kerja sama untuk penjualan anggur secara eksklusif dengan harga yang wajar. Sistem ini menciptakan siklus produksi dan panen berkelanjutan dan mutu hasil panen yang stabil.
Sebelumnya, para petani memiliki penghasilan sekitar Rp1 juta per tahun dengan harga penjualan anggur sekitar Rp500/kg. Melalui program kemitraan, para petani bisa menjual anggur di kisaran sekitar Rp5.000/kg sehingga pendapatan mereka bisa jauh lebih baik.
Selain memberikan harga pantas terhadap anggur hasil panen petani, Sababay bekerja sama dengan Asteroid R&D Vineyard juga secara rutin melakukan pelatihan dan penyuluhan tentang tata cara terbaik budi daya anggur. Sababay juga menyediakan bibit anggur baru bagi para petani.
Di masa panen, Sababay menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan para petani, antara lain transportasi dan alat untuk memanen. Sebelumnya, biaya penyediaan infrastruktur harus ditanggung petani.
Sampai saat ini tercatat kurang lebih 180 kepala keluarga petani yang menjadi mitra Sababay dengan luas kebun sekitar 80 hektare. Sementara itu, untuk fasilitas winery (pabrik wine), Sababay mengoperasikan fasilitas produksi seluas lebih dari 2 hektare yang dilengkapi peralatan pengolahan anggur yang didatangkan langsung dari Prancis. Sebanyak 500 ribu liter wine diproduksi setiap tahun.
Standar internasional
Fasilitas produksi Sababay menerapkan standar internasional dengan peralatan fermentasi dan tangki penyimpanan stainless steel.
Sementara itu, sistem pembotolan otomatis langsung didatangkan dari Italia. Pabrik ini juga dilengkapi dengan sistem penyimpanan suhu dingin untuk produk jadi, laboratorium kendali mutu, serta sistem pengelolaan limbah padat dan cair.
Untuk mengembangkan pemasaran, Evy bermitra dengan 14 distributor yang ada di seluruh wilayah Indonesia. “Ke depannya Sababay akan terus berupaya untuk bekerja sama dengan lebih banyak distributor dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memperkenalkan Sababay ke seluruh Indonesia, terutama melalui program-program wine pairing dengan masakan asli Indonesia,” lanjutnya.
Untuk produksi, Sababay memiliki chef wine maker dan pakar hortikultura asal Prancis, Nicolas Delacressoniere dan Vincent Desplat. Kondisi tanah tempat budi daya anggur di wilayah subtropis dan tropis memengaruhi rasa wine yang dihasilkan.
Dari sekitar 700 tipe anggur, Sababay menggunakan anggur jenis alphonse-lavallee dan anggur muscat. Di negara empat musim, anggur ini hanya dipanen sekali dalam setahun. Di tanah Buleleng, anggur ini bisa panen tiga kali dalam setahun. Meski demikian, perkebunan Sababay tetap memanen anggur dua kali dalam setahun untuk menjaga kualitas anggur. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved