Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Dividen Semen Indonesia Rp1,81 T

14/5/2016 07:00
Dividen Semen Indonesia Rp1,81 T
(ANTARA)

RAPAT Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2015 PT Semen Indonesia Tbk (SI) memutuskan untuk membagi dividen kepada pemegang saham hingga Rp1,81 triliun atau setara dengan Rp304,91 per lembar saham.

Nilai total dividen itu mencapai 40% dari keseluruhan laba bersih SI.

Tercatat total laba sepanjang tahun lalu Rp4,52 triliun. Sisa laba bersih sebesar Rp2,71 triliun dialokasikan sebagai cadangan.

"Sepanjang 2015 menantang ketimbang tahun-tahun sebelumnya, ada 13 pemain baru, ditambah dengan tekanan harga dan demand yang enggak seperti sebelumnya," papar Direktur Utama SI Rizkan Chandra di Jakarta, Jumat (13/5).

Pada 2015, konsumsi semen di Indonesia tercatat 61 juta ton atau tumbuh 0,9% dari 2014 sebesar 59,91 juta ton.

Dalam kondisi demikian, penjualan SI masih lebih baik ketimbang kompetitor-kompetitor utama.

Volume penjualan SI tahun lalu, termasuk dari Thang Long Cement, Vietnam, meningkat 0,6% dari 2014 menjadi 28,7 juta ton.

Pada pasar domestik, volume penjualan mencapai 26,1 juta ton dengan penguasaan pangsa pasar 43%.

Sementara itu, hingga triwulan I 2016, SI mencetak pendapatan Rp6,02 triliun, turun 5% ketimbang periode sama tahun lalu Rp6,34 triliun.

"Itu disebabkan turunnya total volume penjualan serta tekanan harga jual sebagai akibat dari tingkat persaingan di pasar domestik," ungkap Rizkan. Laba bersih pada triwulan I/2016 tercatat Rp1,03 triliun, turun 13% dari triwulan I/2015 Rp1,19 triliun.

Pada 2016, Rizkan menilai persaingan industri semen domestik kian meningkat seiring mulai beroperasinya pabrik-pabrik semen terintegrasi milik pemain baru dan global.

"SI sedang menyelesaikan pembangunan dua pabrik semen terintegrasi di Rembang dan lndarung VI, Padang, dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun," lanjut Rizkan.

Kedua proyek itu ditargetkan beroperasi akhir 2016 dan kapasitas bakal meningkat menjadi 37,8 juta ton. (Ire/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya