Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Holding Tambang Efektif dan Efisien

Raja Suhud
06/12/2017 05:31
Holding Tambang Efektif dan Efisien
(MI/Susanto)

PEMBENTUKAN holding badan usaha milik negara (BUMN) tambang berdampak positif pada sinergi yang terjadi antarperusahaan di bawah satu holding. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) akan bersinergi dengan PT Aneka Tambang guna membangun pabrik pengolahan bauksit untuk penghasil alumina yang merupakan bahan baku aluminium di Mempawah, Kalimantan Barat.

Bila itu terealisasi, Antam tidak perlu lagi mengekspor bauksit yang ditambangnya di Kalimantan karena akan diolah menjadi ­alumina. Inalum pun tidak perlu mengimpor alumina dari Australia dan India lagi.

“Jadi ini sinergi hulu ke hilir karena mengamankan stok suplai bahan baku bagi Inalum dan sekaligus meningkatkan nilai tambah,” kata Direktur Umum dan SDM Inalum Carry F Mumbunan di Tanjung Kuala, Sumatra Utara, kemarin.

Ia menjelaskan bahwa untuk memproduksi 1 ton alumina dibutuhkan 2 ton bauksit, sedangkan untuk menghasilkan 1 ton aluminium butuh 2 ton alumina. Jadi mata rantainya ialah untuk memproduksi 1 ton aluminium butuh 4 ton bauksit.

“Harga 1 ton bauksit sekitar US$25-US$30. Sementara ketika diolah jadi bauksit harganya langsung naik jadi US$300 per ton, dan saat jadi aluminium harganya US$2.000 per ton. Luar ­biasa nilai tambahnya,” jelas Carry.

Pembangunan pabrik ­pengolahan alumina di Kal-bar saat ini masih dalam perhitungan untuk mendapatkan pembiayaan sebesar US$670 juta atau setara Rp8,5 triliun.

Saat ini Inalum memproduksi 260 ribu ton. Jumlah itu akan ditingkatkan menjadi 500 ribu ton pada 2022. Bahkan, diproyeksikan produksi Inalum mencapai 1 juta ton apabila berhasil membangun pabrik pengo-lahan baru di Kalimantan Utara pada 2025.

Terkait sinergi dengan PT Bukit Asam, Inalum akan membangun pembangkit listrik tenaga uap dengan memanfaatkan pasokan batu bara dari PT BA. PLTU yang akan dibangun ialah 2x650 Mw. Penentuan lokasi pembangunan akan dibicarakan keduanya. “Bisa di Kuala Tanjung sehingga batu bara diangkut ke pelabuhan kita yang dekat pabrik atau di mulut tambang sehingga listrik akan dialirkan ke pabrik. Ini masih dicari biaya yang paling pas,” tandasnya.

Daya saing

Pemerintah memiliki target besar untuk membentuk sejumlah holding sektoral BUMN. Selain mendatangkan efisiensi, sinergi korporasi negara itu diyakini mampu meningkatkan daya saing nasional.

Seperti diketahui, Holding BUMN Pertambangan belum lama resmi dibentuk. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ditunjuk selaku induk usaha yang membawahkan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk.

Pemerintah masih punya pekerjaan rumah untuk meneruskan target pembentukan holding lain, yakni sektor minyak dan gas bumi, sektor perbankan dan jasa keuangan, sektor konstruksi dan jalan tol, sektor perumah-an, berikut sektor pangan.

Dengan dileburnya berbagai BUMN sektoral, kinerja korporasi diyakini mengedepankan aspek good corporate dan akuntabilitas.

“Melalui pembentukan holding, tata kelola pasti lebih baik karena mereka perusahaan terbuka dan harus bisa dipertanggungjawabkan terus-menerus. Adanya holding sektoral dibutuhkan agar BUMN semakin besar, kuat, dan lincah. Tapi tujuan utamanya untuk melayani masyarakat dengan baik karena pada dasarnya BUMN milik rakyat,” ujar Staf ­Khusus Menteri BUMN Wianda Pus-ponegoro dalam suatu diskusi, kemarin. (Tes/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya