Misi 48 Jam Ole Gunnar Solskjaer
TIDAK ada waktu untuk merayakan kemenangan. Begitu pertandingan melawan Crystal Palace di Selhurst Park usai, para pemain ‘Setan Merah’ harus menjalani relaksasi otot. Para masseur Manchester United mesti bekerja keras untuk meregangkan kembali otot Harry Maguire dan kawan-kawan yang menegang selama 90 menit pertandingan.
Hanya 48 jam waktu yang di miliki Ole Gunnar Solskjaer untuk mengistirahatkan pemainnya dan besok dini hari mereka harus tampil lagi di pertandingan penting, semifinal Piala FA di Stadion Wembley. Manchester United harus menghadapi Chelsea di babak empat besar.
“Jadwal pertandingan sungguh tidak adil bagi kami. Kami hanya memiliki waktu 48 jam untuk menghadapi Chelsea, sedangkan mereka memiliki 48 jam waktu istirahat lebih lama sebelum tampil di semifi nal,” ujar Solskjaer mengeluh.
Pekan ini benar-benar pekan yang melelahkan bagi ‘Setan Merah’. Mereka harus memainkan tiga pertandingan dalam waktu lima hari. Padahal semua pertandingan itu penting untuk menentukan keberhasilan mereka mengangkat piala dan lolos ke Liga Champions musim mendatang.
“Saya bersyukur para pemain menikmati semua pertandingan itu. Paul Pogba yang baru pulih dari cedera pun cepat menemukan kembali permainan terbaiknya. Kami harus menyelesaikan satu per satu tantangan dan sekarang kami fokus untuk pertandingan menghadapi Chelsea di semifinal Piala FA,” tutur pelatih Manchester United asal Norwegia itu.
Tantangan paling menakutkan dari jadwal pertandingan yang begitu padat itu ialah kelelahan. Akibat dari kelelahan, otot menjadi mudah cedera. Solskjaer harus menerima kenyataan dengan cederanya dua bek kiri andalan, Luke Shaw dan Brandon Williams.
Beruntung ‘Setan Merah’ memiliki banyak pemain berbakat. Saat menghadapi Palace, Kamis lalu, Solskjaer masih punya bek kiri cadangan Timothy Fosu-Menkah. Ia mampu tampil bagus untuk berduet dengan Aaron Wan Bissaka menjaga pertahanan sayap, dan Manchester United meraih kemenangan penting 2-0 dari tim tuan rumah.
Formasi terbaik
Saat menghadapi Chelsea nanti, Solskjaer berharap semua pemain terbaiknya bisa tampil dan memberikan yang terbaik. Jika siap untuk kembali bermain, Luke Shaw akan jadi pasangan Marcus Rashford untuk menjadi duet maut dalam membongkar pertahanan kanan the Blues.
Di sisi lain, Wan Bissaka akan berduet dengan pemain muda Mason Greenwood untuk beraksi dari sayap kanan. Tekanan inilah yang memungkinkan ujung tombak Anthony Martial bisa leluasa menggempur gawang Kepa Arrizabalaga. Atau, playmaker Bruno Fernandes yang selalu siap menjadi penyerang kedua bagi Martial.
Fernandes merupakan pemain yang mengubah ‘Setan Merah’. Sejak kehadirannya di Old Trafford, gelandang asal Portugal ini membawa aura kemenangan. Manchester United belum terkalahkan dalam 18 pertandingan terakhir sejak kehadiran Fernandes.
Kekhawatiran akan terjadinya ‘matahari kembar’ di kubu ‘Setan Merah’ pun tidak pernah ada. Fernandes mampu tampil padu bersama Pogba dan bahkan mereka saling menopang. Pogba bisa mencetak gol pertamanya setelah cedera saat menghadapi Bournemouth dari assist yang diberikan Fernandes.
Kalau Maguire dan Victor Lindelof bisa tampil safe dalam mengawal gawang David de Gea, Manchester United bisa mempertahankan tren
kemenangan dan lolos ke final. Dengan Rashford dan Martial yang sama-sama mencetak 22 gol di musim ini serta Greenwood yang jeli dalam melihat peluang, 'Setan Merah' mempunyai mesin gol yang lebih produktif.
Hanya saja, Frank Lampard semakin menemukan cara untuk mengembalikan kebesaran the Blues. Dia menemukan Christian Pulisic yang semakin cocok menggantikan posisi Eden Hazard.
Pemain asal AS itu benar-benar menjadi kartu as. Ia bisa tampil sebagai penentu kemenangan ketika Oliver Giroud atau Tammy Abraham
mengalami kebuntuan menjebol gawang lawan.
Satu yang membuat Lampard merasa kehilangan ialah cederanya worker N’Golo Kane. Gelandang asal Prancis ini merupakan perusak permainan lawan yang paling andal. Harapan Chelsea kini tergantung kepada gelandang Italia, Jorginho. Bersama Ross Barkley dan Mason Mount, ia diharapkan bisa memgimbangi permainan Fernandes dalam memenangi pertarungan di lapangan tengah.
Pekerjaan rumah yang belum bisa diselesaikan Lampard ialah konsistensi bermain. Pekan lalu, the Blues dibungkam Sheffield United 3-0. Center-back Antonio Rudiger dan Kurt Zouma harus lebih cerdas, khususnya dalam menjinakkan wallpass cepat yang biasa dilakukan pemain 'Setan Merah'.
Manchester atau London
Semifinal Piala FA menarik untuk ditunggu karena akan menentukan apakah pertandingan puncak nanti akan mempertemukan dua klub Manchester atau dua klub London. Dua jam sebelum partai Manchester United melawan Chelsea akan dimainkan pertandingan antara Arsenal dan juara bertahan Manchester City.
Pertemuan antara Arsenal dan City merupakan persaingan antara 'guru dan murid'. Mikel Arteta yang menangani the Gunners akan menantang gurunya di City, Joseph Guardiola.
Arsenal datang ke Stadion Wembley dengan kepercayaan diri yang tinggi setelah mengalahkan juara Liga Primer 2020, Liverpool. Arteta berharap kemenangan 2-1 atas the Reds membuat para pemainnya lebih yakin bahwa bukan mustahil membuat kejutan besar. Piala FA selama ini sering menjadi kuburan bagi klub favorit.
Dengan menempatkan pemain muda Kieran Tierney sebagai center-back bersama David Luiz dan Rob Holding atau Skhodran Musafi , Arsenal mampu menjinakkan penyerang Liverpool. Besok malam mereka harus mampu meredam trio penyerang City, Riyad Mahrez, Gabriel Jesus, dan Raheem Sterling.
Di lapangan tengah, Granit Xhaka dan Danni Ceballos harus bekerja keras mengimbangi trio Kevin de Bruyne, Bernardo Silva, dan Rodrigo Hernandez. Pertarungan di lapangan tengah merupakan kunci untuk bisa meredam keganasan City.
Dengan pola 3-4-3, Arteta mencoba menjaga keseimbangan baik saat bertahan maupun menyerang. Saat ditekan, dua gelandang sayap Reiss Nelson dan Cedric Soares membantu pertahanan. Saat keluar menyerang, mereka membantu dua gelandang jangkar untuk menyuplai bola ke depan.
Tugas selanjutnya ada di tangan trio Pierre-Emerick Aubameyang, Alexandre Lacazette, dan Bukayo Saka untuk mencuri gol kemenangan.
Arteta perlu memberi lagi kepercayaan kepada Saka untuk bermain karena ia terbukti efektif membongkar pertahanan tangguh Liverpool.
City memang lebih diunggulkan untuk bisa melaju ke final. Apalagi, mereka baru saja mendapatkan 'pengampunan' hukuman larangan bermain di Liga Champions dari Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) sehingga bisa lebih bersemangat mengejar kemenangan. Namun, bola itu bundar, bukan mustahil Arsenal akan bisa mempertahankan rekor sebagai klub paling sukses di ajang Piala FA.
“Saya tahu ini merupakan pertandingan berat melawan tim yang hebat. Akan tetapi, kami berada dalam kondisi yang baik setelah menang dari Liverpool. Kami tinggal menjaga spirit, bermain senormal mungkin, dan hasilnya pasti baik,” ujar Soares penuh harap.