Berjualan Tertib di Tanah Abang
PENJUALAN hewan kurban di Jakarta Pusat hingga saat ini masih berlangsung tertib. Kondisi itu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya ketika para pedagang hewan kurban musiman berdagang di atas fasilitas sosial dan fasilitas umum terutama di kawasan Tanah Abang.
Untuk tahun ini, para pedagang memilih berjualan di sentra hewan kurban yang disediakan Pemerintah Kota Jakarta Pusat dengan pertimbangan lebih aman dan nyaman. Salah satu lokasinya memanfaatkan lahan kosong yang masih berada di sekitar Jalan KH Mas Mansyur, yang tidak mengganggu pejalan kaki ataupun pengendara.
"Lebih enak di sini, tempatnya lega. Kalau di trotoar sebenarnya lebih sempit," ungkap Maman, salah satu pedagang yang mengisi sentra hewan kurban di samping jalan layang KH Mas Mansyur saat ditemui beberapa waktu lalu.
Lokasi sentra hewan kurban di Tanah Abang memang terbilang cukup mudah dijangkau calon pembeli. Di sekitarnya juga sengaja dipasang spanduk berukuran besar yang memuat informasi penjualan hewan. Selain lokasinya yang jelas, Maman mengaku kondisi kesehatan hewan kurban yang dijualnya lebih terjaga lantaran terus diawasi petugas dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede menegaskan pada dasarnya pemerintah tidak melarang masyarakat berjualan hewan kurban. Hanya, penjualan agar tidak mengganggu fasilitas sosial dan fasilitas umum. Terkait dengan sentra hewan, Pemkot Jakarta Pusat menyerahkan pengelolaan sepenuhnya kepada komunitas pedagang.
"Jadi sudah tidak ada alasan para pedagang menempati trotoar. Di sentra hewan kurban itu bisa memuat ratusan pedagang. Kami sudah sediakan tempat dan diatur dengan baik," terang Mangara.
Camat Tanah Abang Hidayatullah menambahkan fasilitas yang disediakan di sentra hewan kurban lebih memadai ketimbang pedagang berjualan di pinggir jalan. "Semua sudah terjamin, baik kebutuhan pedagang, pembeli, maupun hewan kurban," tuturnya.
Menyangkut jaminan keamanan, Hidayat mengaku selalu berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Hal itu untuk mengantisipasi apabila masih ada pedagang yang nekat berjualan di jalan. "Kami di-back-up penuh dari Polda Metro Jaya.
Persoalan tahun lalu, kericuhan terjadi karena saat penertiban jumlah petugas Satpol PP dan polisi kurang. Karena kondisi kacau, petugas pilih mengalah," kata Hidayatullah. (DA/J-4)