Ada Pandemi, Peningkatan Kapasitas Produksi Biodiesel Tertunda
PANDEMI covid-19 memaksa Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) menunda rencana peningkatan kapasitas produksi biodiesel sebanyak 3,4 juta kiloliter pada tahun ini.
Target tersebut akhirnya dijadwal ulang untuk diterapkan pada 2021 mendatang.
“Rencana penambahan kapasitas produksi mundur karena kita harus menyesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini," ujar Ketua Umum Aprobi Tumanggor melalui keterangan resmi, Selasa (1/12).
Kendati mengalami penundaan, industri biodiesel, melalui program B30, dianggap sudah berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional karena membantu pemerintah mengurangi impor solar.
Berdasarkan data Aprobi, produksi biodiesel nasional dari Januari sampai Oktober 2020 mencapai 7,19 juta kiloliter. Dari jumlah itu, sebanyak 7,076 juta kiloliter digunakan untuk keperluan dalam negeri.
Baca juga : Distribusi Pupuk Subsidi, Mentan Launching Simluhtan dan e-RDDK
"Impor solar terus berkurang. Defisit neraca dagang akhirnya bisa ditekan. Implementasi B30 membuat Indonesia menghemat devisa dari impor migas hingga US$5 miliar sekitar Rp 70 triliun," ucap dia.
Selain itu, program B30 juga membuat harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tetap terjaga di tengah pandemi.
Sebagaimana diketahui,nB30 merupakan sebuah program yang berkesinambungan sehingga membantu menyeimbangkan sisi ketersediaan dan permintaan.
"Ini sangat membantu harga CPO tetap terjaga meski permintaan dunia tengah melemah," tandasnya. (OL-7)