RIBUAN orang memadati jalan Kota Ahvaz, Iran barat daya, kemarin, untuk melayat korban pada serangan yang menyasar barisan tentara. Insiden mematikan itu menewaskan 25 orang, termasuk 12 anggota pasukan khusus Pengawal Revolusi.
Serangan pada Sabtu (22/9) itu merupakan salah satu yang terburuk yang dialami pasukan terkuat tentara Republik Islam Iran. Hal itu sekaligus memukul lembaga keamanan Iran di saat Amerika Serikat dan sekutu Teluk-nya berusaha mengucilkan Teheran.
Pemerintah Iran menyatakan Senin (24/9) menjadi hari berkabung negara. Kantor, bank, sekolah, dan universitas negeri di Provinsi Khuzestan diliburkan. Seperti diketahui, dalam insiden itu, empat penyerang ditembak di area menonton di Ahvaz, tempat pejabat Iran berkumpul menyaksikan acara tahunan yang menandai awal perang Republik Islam melawan Irak pada 1990-1988.
Sementara itu, Kantor Berita Negara Islam (Islamic State/IS) Amaq menayangkan video tiga pria dalam sebuah kendaraan yang disebut mereka dalam perjalanan melakukan serangan biadab tersebut.
Seorang pria mengenakan topi bisbol dengan lambang Pengawal Revolusi membahas serangan tersebut dalam bahasa Farsi.
“Kami muslim, mereka kafir. Kami akan menghancurkan mereka dengan serangan kuat dan bergaya gerilya, insya Allah.” (Ant/I-3)